Pasalnya, tanda-tanda keretakan atau rekahan tanah sudah terlihat di pedususnan yang berada di perbukitan itu.
"Rekahan tanah sudah terjadi pada musim kemarau lalu, panjangnya mencapai 800 meter," kata Muslih, Kepala Dusun Kupen, Sabtu (29/11/2015).
Muslih mengatakan, rekahan tanah itu bahkan sudah menerjang ke rumah-rumah, pekarangan sampai bangunan sekolah.
Kondisi ini tentu berpotensi menimbulkan bencana tanah longsor jika hujan deras tiba.
Untuk antisipasi terjadi bencann longsor, kata Muslih, saat ini alat pendeteksi pergerakan atau pergeseran tanah sudah dipasang tim Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
"Kami terus memantau perkembanganya," ujar Muslih.
Sementara itu, Bupati Magelang Zaenal Arifin meninjau Desa Bale Agung untuk memantau langsung fenomena rekahan tanah tersebut.
Zaenal mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terutama jika terjadi hujan deras.
"Kami minta warga terus waspada kalau hujan deras, agar bencana bisa diantispasi dan tidak menimbulkan dampak yang merugikan," kata Zaenal.
Zaenal juga meminta Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk mengambil langkah antisipatif untuk menghadapi kemungkinan terburuk sehingga bisa mencegah jatuhnya korban materi maupun nyawa manusia. (K11-11)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.