Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilkada Kabupaten Semarang Mulai Diwarnai Isu SARA

Kompas.com - 27/11/2015, 19:25 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com- Dua belas hari menjelang pelaksanaan Pikada Kabupaten Semarang, 9 Desember 2015, rivalitas kedua pasangan calon bupati semakin meruncing.

Meski dipermukaan nampak "adem-ayem" namun di tingkat akar rumput terjadi perang isu menyangkut masalah suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).

"Kami sangat mengapresiasi upaya Polres Semarang dengan sering mempertemukan para calon ini sehingga tercipta situasi yang kondusif. kami berharap ke depan tidak ada lagi fitnah-fitnah yang diembuskan," kata Ngesti Nugraha, calon wakil bupati Semarang, Jumat (27/11/2015) siang.

Ngesti, yang berpasangan dengan calon bupati Mundjirin mengungkapkan, pascapembentukan tim pemenangan, timnya banyak mendapatkan informasi mengenai isu yang berkembang di masyarakat.

"Ada fitnah yang tertuju kepada Pak Mundjrin maupun saya. Kita sudah minta kepada teman-teman tim yang ada di bawah maupun semua pihak untuk meluruskan apa yang sebenarnya. Jangan sampai ada fitnah lagi, sehingga di Kabupaten Semarang baik sebelum pilkada, pada waktu pelaksanaan maupun setelahnya akan tetap kondusif," ujarnya.

Meski demikian, Ngesti mengutarakan, sementara ini pihaknya menahan diri untuk tidak melaporkan fitnah tersebut kepada Panwaslu.

Senada, calon Bupati Semarang Mundjirin membenarkan pernyataan calon wakil bupati pasangannya itu.

Ia mengungkapkan, fitnah yang diembuskan rivalnya adalah Ngesti Nugraha adalah seorang nonmuslim.

"Iya dulu (ada fitnah), sekarang saya kira sudah nggak. Jadi dulu-dulu seperti itu waktu awal-awalnya," kata Mundjirin.

Mundjirin menegaskan pasangannya itu adalah seorang muslim yang taat.

Terlepas dari masalah itu, Mundjirin menilai bahwa agama atau keyakinan seseorang tidak sepatutnya diributkan dalam perhelatan Pilkada.

Sebab semua warga negara mempunyai hak politik yang sama tanpa melihat agamanya.

"Saya tahu beliau itu muslim. Tapi bukan berarti kalau tidak muslim tidak boleh milih. Tetep semua masyarakat kabupaten semarang itu kan ada Budha, Hindu, Kristen, Katolik dan ada aliran kepercayaan," kata Mundjirin.

Sementara itu Kapolres Semarang AKBP Latif Usman saat dikonfirmasi terkait kampanye hitam yang menjurus ke isu SARA menegaskan hingga hari ini belum menerima laporan terkait masalah itu.

"Alhamdulilah nggak ada. Mereka malah mendukung Pilkada aman," kata Kapolres.

Pilkada Kabupaten Semarang diikuti dua pasangan calon bupati dan wakil bupati, yakni pasangan Mundjirin-Ngesti Nugraha (MUKTI) dan pasangan Nurjatmiko-Mas'ud Ridwan (Jatimas).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com