Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akali Gaji Rp 150.000, Guru Harpin Berjualan Tahu dalam Perjalanan ke Sekolah

Kompas.com - 25/11/2015, 12:38 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis

SUMENEP, KOMPAS.com — Pada pagi buta, Mohammad Harpin, guru honorer di SDN Rombasan, Kecamatan Peragaan, Kabupaten Sumenep, sudah bergegas ke sekolah. Tas berisi buku pelajaran sudah disiapkan malam harinya.

Dengan sepeda motor bututnya, Harpin pun mengikat jeriken bekas yang dibuat sebagai wadah tahu. Tahu-tahu tersebut dijajakannya selama perjalanan menuju ke sekolah. 

Setiap hari, Harpin menerobos perbukitan yang penuh tanjakan, tikungan, dengan kondisi jalan yang rusak. Dia menempuh perjalanan sejauh 15 kilometer setiap hari. 

Sebelum pukul 07.00 WIB, Harpin yang mengajar Bahasa Inggris harus sampai di sekolah. Setibanya di sekolah, Harpin disambut murid-muridnya. Suami dari Siti Aisyah ini dikenal muridnya dengan panggilan "Bapak Tahu".

Menjadi penjual tahu merupakan pekerjaan sampingan bagi Harpin. Sebab, honornya sebagai guru tetap tidak cukup untuk membiayai kebutuhan keluarganya. Sebulan, Harpin hanya menerima uang Rp 150.000.

"Harpin seminggu hanya mengajar tiga kali. Honornya kecil, cuma Rp 150.000 per bulan," kata mantan Kepala SDN Rombasan, Suhermanto, yang masih aktif mengajar, Rabu (25/11/2015).

Dengan honor sekecil itu, Harpin berjualan tahu mentah mengelilingi beberapa desa di Kecamatan Peragaan dan Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep.

Saat Harpin di sekolah, istrinya di rumah menggoreng tahu. Tahu goreng itu dijual setelah Harpin pulang dari mengajar.

"Setiap hari mulai siang sampai malam, saya jualan tahu asongan di pom bensin Desa Kaduara, barat Pamekasan," kata Harpin.

Dengan berjualan tahu, kebutuhan rumah tangganya bisa terpenuhi. Honornya menjadi guru tidak cukup untuk membeli bensin selama sebulan.

Menjadi guru sambil keliling berjualan tahu bukan persoalan bagi sarjana lulusan Bahasa Inggris di Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan ini. Sebab, pekerjaan itu menghasilkan rezeki yang halal.

Tak ada rasa malu pada diri Harpin meskipun banyak berhadapan dengan orang. "Anak-anak didik saya juga memanggil Pak Tahu. Mungkin karena saya selain mengajar sambil jualan tahu," ujar Harpin lagi.

Muhammad Rifan, murid Harpin, mengaku senang memiliki guru seperti Harpin. Kalau Harpin mengajar, muridnya cepat mengerti karena cara mengajarnya menghibur.

"Saya bangga sama Pak Harpin. Dia tidak pemalu, suka menghibur, dan orangnya sangat sederhana," kata Rifan, saat ditemui di sekolahnya.

Rekan-rekan Harpin di sekolahnya juga kagum atas mental dan semangatnya dalam dunia pendidikan.

Sejak masih belum sarjana, sampai lulus kuliah, kegiatan mengajar, kuliah, sampai berjualan tahu, semua dijalani dengan tabah.

Harpin mengaku, menjadi seorang guru merupakan identitas abadi. Ayah dari Alfiatul Laila (3) ini memiliki keyakinan bahwa ilmu yang diajarkan akan bermanfaat dan akan terus berjalan sampai turun-temurun.

"Ilmu itu abadi jika diajarkan, dan guru itu adalah identitas abadi. Maka dari itu, saya tetap mengajarkan ilmu meskipun tidak sebanding dengan honor yang saya terima. Kelak amal ilmu akan saya petik di akhirat," tegas Harpin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com