Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih 150 Lubang Tambang Batubara Menganga di Samarinda

Kompas.com - 19/11/2015, 21:41 WIB
Kontributor Samarinda, Gusti Nara

Penulis

SAMARINDA, KOMPAS.com - Setelah kematian korban ke-12, diyakini masih akan ada lagi anak-anak tewas terjatuh ke dalam lubang bekas galian tambang di Samarinda, Kalimantan Timur.

Hal itu ditegaskan Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim Merah Johansyah.

Sesuai catatan Jatam, ujar Merah, terdapat 150 lubang tambang yang belum direklamasi. Sehingga, ancaman kematian anak-anak di lubang-lubang tersebut masih sangat nyata.

“Dari catatan Jatam masih ada 150 lubang bekas galian tambang yang belum direklamasi. Kalau dibiarkan, pasti bakal ada kematian-kematian selanjutnya di lubang-lubang tersebut,” kata Merah, Kamis (19/11/2015).

Merah menambahkan, kondisi Samarinda masih sangat memprihatinkan. Sebagai ibu kota Provinsi Kaltim, kota ini dipenuhi usaha tambang batubara.

Bahkan, kata dia, dari seluruh areal Kota Samarinda, 71 persennya merupakan tambang batubara.

“Bayangkan, 71 persen dari luas Kota Samarinda ini adalah tambang batubara. Jadi semua masyarakat Samarinda ini bertetangga dengan lubang-lubang tambang," lanjut Merah.

"Lubang-lubang itu dibiarkan menganga, tidak ditutup dan tidak diamankan dari jangkauan  masyarakat. Kalau sudah begini, kepala daerahnya malah lempar-lemparan tanggung jawab,” tambah dia.

Hal yang memprihatinkan, lanjut dia, jarak lubang tambang dengan pemukiman dan rumah penduduk sudah terlalu dekat.

Padahal, kata Merah, jarak minimal tambang terbuka dengan permukiman warga menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 4 Tahun 2012 tentang Indikator Ramah Lingkungan untuk Usaha atau Kegiatan Penambangan Terbuka Batubara, adalah 500 meter.

Namun di lapangan, jarak permukiman dengan lubang-lubang tambang hanya berkisar 50 meter saja.

“Begitu dekatnya warga Samarinda dengan kematian. Anak-anak malang itu mati sia-sia, dan tidak ada yang bertangungjawab. Sudah 12 anak, pasti akan ada korban ke 13, 14 dan seterusnya jika lubang-lubang nekara itu tidak ditutup,” ujar dia.

Sebelumnya, Aprilia Wulandari, seorang siswi SMP  di Samarinda, ditemukan tewas tenggelam di lubang bekas tambang batubara, Rabu (17/11/2015).

Aprilia adalah korban ke-12 sejak kasus serupa terjadi di 2011 hingga 2015. Lubang tambang batubara tempat ditemukannya April berada di Jl Karang Mulya RT 17 Kelurahan Lok Bahu.

Tambang itu diduga milik CV Rinda Kaltim Anugrah yang izinnya diterbikan Wali Kota Samarinda pada 2010 dengan konsesi seluas 196,40 hektar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com