Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Mahasiswa NTT Buat Petisi Desak Pemecatan Setya Novanto

Kompas.com - 18/11/2015, 22:58 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com — Kasus yang kini menjerat Ketua DPR Setya Novanto ternyata mendapat perhatian warga NTT yang merupakan dapil politisi Partai Golkar itu.

Elkana Goro Leba, seorang mahasiswa S-2 asal NTT, kini membuat sebuah petisi yang berisi tuntutan pemecatan Setya Novanto dari jabatannya sebagai wakil rakyat.

Petisi yang dibuat sejak Selasa (17/11/2015) itu hingga Rabu malam sudah berhasil menjaring 605 tanda tangan.

Kepada Kompas.com, Rabu (18/11/2015), Elkana Goro Leba mengatakan, petisi tersebut dibuatnya karena perilaku Setya Novanto sebagai wakil rakyat dari dapil NTT dianggapnya tak pantas.

Setya, menurut Elkana, telah menyalahgunakan wewenang dengan mencatut nama presiden dan wapres dalam pembicaraan tentang perpanjangan kontrak dengan PT Freeport.

“Saya sebagai masyarakat NTT merasa menyesal dan malu dengan perbuatan Setya Novanto yang sudah berulang kali membuat malu," ujar Elkana.

"Sudah hampir 20 tahun jadi (anggota) Dewan, tapi tidak ada kontribusi untuk NTT. Dia hanya kumpul harta dan hidup mewah saja,” tambah Elkana yang kini menuntut ilmu di Yogyakarta itu.

Menurut Elkana, terdapat dua pelanggaran berat yang dilakukan Setya Novanto yakni pidana Pasal 378 KUHP tentang pencobaan penipuan dan pelanggaran kode etik.

“Karena itu, saya ajak masyarakat NTT untuk layangkan mosi tidak percaya dan cabut mandat rakyat NTT. Cabut statusnya sebagai Ketua DPR dan segera pecat karena telah meresahkan dan buat gaduh,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com