Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinabung Bergolak Lagi, Awan Panas Meluncur

Kompas.com - 18/11/2015, 16:24 WIB
MEDAN, KOMPAS — Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali mengeluarkan awan panas yang besar, Selasa (17/11/2015).

Sepanjang hari kemarin, gunung yang saat ini paling aktif di Indonesia itu mengeluarkan sembilan kali awan panas guguran.

Awan panas terbesar terjadi pada pukul 13.21 dengan jarak luncur mencapai 4.000 meter. Tinggi kolom abu mencapai 2.000 meter dengan arah angin ke barat-barat daya. Hujan abu mengguyur kawasan Kecamatan Payung dan sekitarnya.

"Masih ada sisa lava di atas gunung. Namun, kami tidak tahu berapa volumenya karena puncak gunung tertutup kabut," kata Deri Al Hidayat, pengamat Gunung Api Sinabung, di Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung, Desa Ndokum Siroga, Simpang Empat, Karo, yang dihubungi dari Medan.

Luncuran awan panas akan terus terjadi tergantung pertumbuhan kubah lava. Sehari sebelumnya, guguran awan panas terjadi empat kali dengan jarak luncur mencapai 3.500 meter. Luncuran awan panas kemarin merupakan luncuran terbesar selama sebulan terakhir.

Hingga kini, status Gunung Sinabung masih Awas. Warga masih dilarang beraktivitas di dalam radius 6 kilometer dari puncak di sisi timur dan 7 kilometer di sisi selatan-tenggara. Sebanyak 2.592 keluarga atau 9.325 warga masih mengungsi.

Sastrawan Ginting, Penjabat Kepala Desa Kuta Rakyat yang juga koordinator 2.176 pengungsi di Jambur Tongkoh, mengatakan, para pengungsi banyak yang tertekan. "Pemikiran mereka (Sinabung) sudah labil," katanya.

Pengungsi hanya mendapat bantuan pangan tiga kali sehari dari beras raskin dan lauk seadanya. "Tak ada pemenuhan gizi yang lain seperti susu. Untuk anak balita pun tak ada susu," kata Sastrawan. Pengungsi membutuhkan bantuan seperti susu, roti, gula, serta sabun mandi dan pasta gigi.

Karena tidak berpenghasilan, para pengungsi tetap kembali ke desanya meskipun dilarang. Mereka tetap bolak-balik pulang untuk berladang sebisanya.

Warga Kuta Rakyat tercatat tiga kali mengungsi selama Sinabung meletus, yakni pada Agustus 2010, September 2013 hingga 28 September 2014, lalu mulai 16 Juni lalu.

Sementara itu, pembangunan relokasi tahap pertama bagi warga Desa Bekerah, Simacem, dan Sukameriah, warga di zona merah Sinabung, berjalan lambat. Hingga kemarin, dari 370 rumah relokasi warga Sinabung tahap I yang sudah berdiri, baru 112 yang diserahterimakan kepada warga. Sisanya belum diserahterimakan karena baru mendapat akses listrik 450 kilowatt-hour dari PLN. Sebanyak 130 rumah juga belum mendapat aliran air PDAM.

Letnan Dua Czi Timson Aritonang, mantan Perwira Seksi Logistik Satgas Relokasi Warga Sinabung, yang berjaga di lokasi relokasi, mengatakan, fasilitas umum dan fasilitas sosial juga belum terbangun, kecuali gereja yang sudah selesai 80 persen. Lahan pertanian juga tengah disiapkan. (wsi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com