JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya penanganan bencana asap mulai diarahkan pada evakuasi warga yang terdampak kabut asap. Hal ini dilakukan karena api diperkirakan tak akan padam hingga tiga minggu ke depan.
Segala upaya pemadaman tak membuahkan hasil meski sudah dicoba dengan berbagai cara, seperti water bombing, gel, hingga pembangunan kanal. Namun, pemerintah tak menyerah melawan api.
"Pemadaman jalan terus. Jangan salah, kami tadi sudah melihat pemadaman dengan pesawat Be 200, sangat efektif di OKI (Ogan Komering Ilir), bisa 40 sorti per hari. Hasilnya cukup baik, angkut 12 sampai 15 ton," kata Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan usai rapat koordinasi di kantornya, Jumat (23/10/2015).
Luhut menyatakan tidak bisa langsung menyebutkan target waktu pemadaman. Sebab, pemadaman akan sangat bergantung pada hujan yang bisa membasahi kembali lahan gambut.
"Kami berharap dengan hujan. Karena hujan bisa netralisasi gambut ke bawah," kata mantan Kepala Staf Presiden itu.
Hari ini, Luhut melakukan rapat koordinasi dengan sejumlah menteri seperti Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi M Nasir, Wakapolri Komjen Budi Gunawan, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangilei.
Rapat soal asap kemudian dilanjutkan dengan pertemuan bersama 20 orang pengusaha sawit dan pemegak izin hutan tanam industri (HTI).
Luhut menyatakan evakuasi siap dilakukan ke tempat-tempat penampungan sementara yang masih berada di dalam kota. Pengusaha juga akan membantu menyediakan penyaring udara untuk tempat penampungan itu dari dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.