Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Kabut Asap di Kabupaten Semarang Diduga "Kiriman" dari Gunung Lawu

Kompas.com - 23/10/2015, 17:41 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ahmad Yani Semarang melalui mengungkapkan kabut asap yang menyelimuti Kabupaten Semarang diduga kuat merupakan dampak dari kebakaran hutan di Gunung Lawu.

Kasie Observasi dan Informasi BMKG Ahmad Yani, Sukarno menyebutkan, terdapat sejumlah wilayah yang terdampak kebakaran Gunung Lawu ini seperti Jepara, Solo dan Semarang.

"Kalau pantauan udara sebenarnya stabil ya. kemungkinan ini bisa dampak dari (kebakaran) Merbabu juga bisa, tapi kemungkinan besar dari Gunung Lawu," kata Sukarno yang dihubungi, Jumat (23/10/2015) siang.

BMKG, lanjut Sukarno, belum bisa memperkirakan kapan kabut asap ini akan hilang, meski dari pantauan satelit tera milik BMKG sudah tidak terdeteksi lagi titik api di Gunung Lawu.

Meski deikian, Sukarno meminta masyarakat untuk tetap waspada, sebab apabila kabut asap  di Jawa Tengah ini tidak kunjung hilang dikhawatirkan akan berdampak buruk untuk kesehatan warga.

Sebab saat ini kualitas udara sudah mengalami penurunan sebagai dampak dari pekatnya kabut asap.

Sementara itu Agus Budiyono, anggota Komisi C DPRD Kabupaten Semarang yang membidangi lingkungan hidup mengatakan, kabut asap ini sudah berlangsung selama dua hari.

Agus menilai kabut asap di Kabupaten Semarang ini cukup pekat sehingga sejumlah bukit dan gunung di kabupaten ini tidak terlihat.

Sebelumnya, kabut asap ini membuat warga di Ungaran dan Semarang, Jawa Tengah bertanya-tanya.

Pristiyono, warga Bandungan, mengaku heran mendapati pemandangan kota Ungaran yang tidak terlihat dari wilayah Bandungan karena tertutup kabut asap,

"Saya turun dari Bandungan jam 11 siang, biasanya kota Ungaran ini terlihat jelas sekali. Tapi siang ini kok tidak kelihatan, seperti terselubung kabut. Udaranya panas tapi mataharinya nggak kelihatan," ujar Pristiyono.

Sementara warga lainnya, Yarmuji melaporkan situasi kabut asap ini juga terlihat dari Kota Semarang.

Kepala Desa Kalongan, Ungaran Timur ini melihat fenomena ganjil ini dari sebuah hotel berlantai 20. "Di Semarang juga, dari lantai 20 Star Hotel langit seperti berkabut asap," ujar Yarmuji.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com