Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepasang Orangutan yang Diselundupkan ke Malaysia Dikembalikan ke Indonesia

Kompas.com - 20/10/2015, 22:20 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya, sepasang orangutan sumatera (Pongo abelii) yang diselundupkan ke Malaysia, dikembalikan ke Indonesia.

"Pengembalian orangutan dari Malaysia ini merupakan yang pertama kali," kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam Sumatera Utara (BBKSDA) Sumut Resort Kuala Namu International Airport (KNIA) Sugeng Purwono, Selasa (20/10/2015).

Untuk merehabilitasi orangutan itu dan pengenalan ulang ke habitatnya, BBKSDA bekerja sama dengan Sumatran Orangutan Conservation Programme (SOCP).

Orangutan tersebut akan dibawa ke Pusat Karantina Orangutan di Batu Mbelin.

"Sepasang orangutan yang kita terima itu akan dibawa ke Batu Mbelin, direhabilitasi dulu. Ada 49 ekor temannya yang bernasib sama di sana," kata Sugeng.

Dokter hewan senior SOCP Yenni Saraswati mengatakan, sepasang orangutan tersebut bari berumur satu tahun.

Kedua orangutan itu diselundupkan dua warga negara Indonesia dan Malaysia. Empat pelaku ditangkap Polisi Diraja Malaysia di Pelabuhan Selangor, Malaysia pada Juli 2015.

Yenny mengatakan, pihaknya belum melakukan pengecekan kesehatan terhadap kedua orangutan itu. Namun berdasarkan keterangan dokter hewan di Malaysia, kedua orangutan itu dalam keadaan sehat.

"Kita akan lakukan pengembalian ke habitatnya, tapi sebelumnya akan dibawa ke karantina untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan dan fisik. Akan dilakukan reintroduksi, kita kenalkan dengan orangutan lainnya," tambah Yenny.

Dia melanjutkan, SOCP belum melakukan banyak intervensi atau kontak fisik karena tidak baik bagi perkembangan orangutan.

Primata adalah penyebar penyakit yang sangat rawan, terutama orangutan karena DNA-nya 90 persen sama dengan DNA manusia.

"Sangat kita hindari adalah penyakit TBC dan hepatitis," ujar dia.

Yenny menambahkan, saat ini masih terjadi perdagangan satwa liar dilindungi, khususnya orangutan.

"Menyedihkan sekali, perdagangan orangutan berbanding lurus dengan parahnya deforestasi. Orangutan kehilangan habitatnya. Biasanya dijual dari masyarakat tak sampai Rp 1 juta, setelah dijual harganya bisa menjadi Rp 15 juta," kata Yenni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com