Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Mengaku Sempat Usulkan Hari Santri kepada Presiden

Kompas.com - 20/10/2015, 11:42 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Kisah di balik penetapan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional ternyata sempat diusulkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Saat upacara pelepasan rombongan kirab hari santri di Semarang, Selasa (20/10/2015), Ganjar mengaku sempat melaporkan kepada Presiden tentang perlunya menetapkan Hari Santri.

"Saat di Blitar, ketika ada Haul KH Hasyim Asy'ari dan Bung Karno, kita sama-sama berdiskusi dengan para kiai soal momentum saling mendukung, dan partisipasi masyarakat dari kelompok santri," kata Ganjar.

"Setelah itu, saya lapor, dan mereka (Istana) menyambut baik. Semua gembira," ujar Ganjar lagi.

Ia melanjutkan, penetapan Hari Santri melalui Keputusan Presiden telah melalui proses yang panjang.

Ganjar mengaku, dalam beberapa kesempatan mendorong agar Keppres itu segera ditandatangani Presiden.

"Saya ikut dorong. Itu kan prosesnya panjang. Itu juga sesuai janji kampanye Pak Jokowi, jadi bukan secara tiba-tiba," ungkap Ganjar.

Momentum Hari Santri, kata Ganjar, harus dimanfaatkan dengan baik untuk membangun karakter Bangsa.

"Ini juga penting, para ulama dan santri tidak minta untuk hari libur. Intinya ada pengakuan Negara, ada sejarah luar biasa," kata dia.

"22 Oktober sebagai resolusi jihad yang diamini dan dikeluarkan untuk Bangsa dan Negara," ujar dia lagi.

Ganjar pagi tadi sempat memimpin upacara Kirab Santri Nasional, saat menyambut rombongan kirab yang tiba di Kota Semarang dari Surabaya.

Di Semarang, rombongan akan berziarah di makam Kiai Saleh Darat di Pemakaman Bergota Semarang.

Kirab ini diikuti oleh 55 anggota dari kalangan Nahdlatul Ulama. Rombongan menggunakan beberapa bus berangkat dari Surabaya.

Dijadwalkan, rombongan ini akan tiba di Tugu Proklamasi, Jakarta pada 22 Oktober.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com