Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jurnalis Diseret Polisi Keluar dari Lokasi Debat Calon Kepala Daerah

Kompas.com - 17/10/2015, 21:12 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis

MAJENE, KOMPAS.com - Kekerasan kembali menimpa jurnalis. Kali ini wartawan Radar Sulbar, Abdul Kadir Tanniewa, yang hendak meliput jalannya debat kandidat tiga pasangan calon bupati Majene di gedung Assamalewuang, Majene, Sabtu (17/10/2015) diseret oknum aparat TNI dan polisi keluar dari lokasi debat.

Polisi beralasan Kadir tidak mengantongi kartu identitas (ID card) yang disediakan KPU. Saat Kadir diseret keluar dari lokasi debat, sekelompok tim paslon yang menuding sang wartawan sebagai provokator ikut nimbrung menghajar dan mencekik leher Kadir.

Kejadian ini berlangsung di hadapan puluhan aparat polisi, termasuk Kabar Ops Polres Majene yang mengamankan jalannya debat kandidat.

Insiden kekerasan terhadap jurnalis ini bermula ketika Abdul Kadir Tanniewa ditugaskan kantornya meliput jalannya debat kandidat tiga pasangan calon Bupati Majene di gedung Assamalewuang pada Sabtu.

Kadir yang hanya mengantongi ID card jurnalis Radar Sulbar dari kantornya langsung dicegat puluhan aparat TNI dan polisi saat tiba di depan gedung Assamalewuang. Meski sudah memperlihatkan ID card miliknya sebagai jurnalis, Kadir tetap saja tak diperkanankan masuk ke lokasi. Alasannya ini sudah menjadi aturan KPU.

“Ini sudah aturan KPU kami hanya menjalankan tugas,” ujar anggota poisi sepert ditirukan Kadir.

Kadir pun berupaya meminta kebijakan kepada Kabag OPS Polers Majene, Kompol Bambang Haryono agar ia bisa diperkenanakan masuk dan meliput jalannya debat kandidat. Sayangnya, Kadir lagi-lagi ditolak dan tak diperkenankan masuk ke lokasi.

“Minta maaf kalau tidak ada ID card dari KPU tidak bisa masuk,” jelas Kadir menirukan ucapan kabag ops saat ia meminta kebijakan kabag ops sebagai penaggungjawab pengaman jalannya debat kandidat.

Karena tak ada jalan, Kadir sempat minta tolong kepada aparat pengamanan agar ia dipertemukan dengan pihak KPU untuk meminta diizinkan masuk dan meliput jalannya debat kandidat, namun polisi beralasan petugas KPU sedang sibuk mengatur jalanya debat. Kadir yang tak putus asa agar bisa masuk ke lokasi debat berupaya mendekati puluhan petugas pengamanan di pintu masuk gedung. Namun Kadir tak menduga ia langsung diseret oleh dua aparat TNI dan polisi keluar pintu gerbang.

Saat diseret petugas meninggalkan lokasi debat, Kadir mengaku ikut dianiaya sekelompok anggota tim paslon dengan cara memukul kepala dan mencekik lehernya dari arah belakang sambil berteriak provokator.

Insiden penganiayan jurnalis oleh tim paslon ini berlangsung di hadapan puluhan aparat polisi, termasuk kabag ops yang memimpin jalannya pengamanan debat kandidat.

Kadir mengaku berusaha masuk ke lokasi debat karena panitia tidak menyediakan sarana agar publik bisa menyaksikan acara lewat layar. Kadir yang dihubungi pasca-kejadian mengaku tak bisa menerima dirinya ikut diperlakukan seperti penjahat.

“Yang saya tidak habis piker bukan hanya oknum aparat TNI dan poliisi yang memperlakukan saya tak senonoh layaknya tersangka teroris, tapi sejumah anggota tim paslon berseragam nomor urut dua diduga ikut menganiaya saya. Padahal saat itu puluhan polisi menyaksikan kejadian ini, termasuk warga di sekitar lokasi debat yang tidak bisa masuk dan menyaksikan jalannya debat," jelas Kadir.

Meminta maaf

Ketua KPU Majene Asmanuddin yang menemui sejumlah wartawan di sebuah warung kopi di Majene sesaat setelah kejadian ini menyatakan minta maaf.

“Saya minta maaf atas insiden ini. Kasus ini jadi pelajaran buat KPU untuk mengevaluasi pelaksanaan debat berikutnya agar kasus rupa tidak terulang,” ucap Asmanuddin.

Kapolres Majene AKBP Sonny Maharbudi Adityawarman juga meminta maaf atas tindakan anak buahnya. Dia meminta agar masalah ini tak dibesar-besarkan. Kapolres menyatakan pihaknya akan mengevaluasi pengamanan debat kandidat yang akan digelar berikutnya agar masalah serupa tidak terjadi lagi.

“Saya minta maaf kepada rekan-rekan warawan atas ulah anggota saya. Dan, saya berharap kasus ini tidak dibesar-besarkan,” ujar Kapolres saat mendatangi pertemuan wartawan di warung kopi Majene.

Setelah acara debat berlangsung, Kadir mengaku telah berkoordinasi dengan kantornya terkait kasus ini. Dia akan mendiskusikan terlebih dahulu kepada pimpinannya sebelum mengambil langkah selanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com