Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ocha yang Selamatkan Anjing-anjing Telantar...

Kompas.com - 15/10/2015, 10:50 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com — Seorang perempuan yang menggunakan baju merah terlihat sibuk mengaduk adonan yang ada di dalam panci besar. Panci itu ternyata berisi adonan tulang ayam untuk makanan anjing.

"Memasak tulang ayam ini saya kerjakan sehari tiga kali. Direbus lalu didinginkan baru dicampur dengan makanan anjing," kata Ocha, Kamis (15/10/2015).

Kegiatan Ocha tersebut sudah dilakukan sejak tiga bulan terakhir setelah ia memutuskan untuk merawat dan menyelamatkan anjing yang telantar dan tidak diurus oleh pemiliknya.

Anjing-anjing tersebut dia temukan di jalanan atau diberi oleh orang lain yang tidak sanggup merawat.

"Ada yang mau dibakar. Ada yang mau diracun oleh pemiliknya, ada juga anak-anak anjing yang dibuang di tempat sampah karena tidak diinginkan oleh pemiliknya. Semuanya saya rawat di sini. Kebetulan ada lahan di belakang rumah. Mereka di sini sampai ada yang mau mengadopsinya," kata perempuan kelahiran Jakarta itu.

Umumnya, kondisi anjing yang diselamatkan Ocha mengenaskan. Ada yang penuh luka dengan bulu yang rontok serta kurus akibat kurang makan.

Kini, Ocha dibantu adik laki-lakinya bergantian mengurus anjing yang saat ini telah mencapai 30 ekor. Anjing-anjing itu ditempatkan di pekarangan belakang rumah di Jalan Airlangga, Banyuwangi.

"Jadi, kawan-kawan kalau lihat anjing nggak keurus pasti yang diingat saya. Ada yang nganter ke sini atau saya ambil sendiri," ujar Ocha sambil tertawa.

Ada beragam jenis anjing yang kini dirawatnya, mulai dari anjing kampung hingga jenis pitbull, chihuahua longhair, siberia husky, dan herder.

Demi menjaga kesehatan anjing-anjing itu, Ocha memberikan vaksin rabies kepada setiap anjing yang ia rawat.

"Kalau vaksin yang lain tidak kami berikan karena harganya mahal, sedangkan kami di sini ada puluhan anjing. Sementara, kami beri vaksin rabies. Tapi, jika ada masalah kesehatan, kami sesekali konsultasikan dengan dokter hewan," ujarnya.

Tekait keperluan makan, Ocha mengaku mendapatkan banyak bantuan dari rekan-rekannya di komunitas pencinta anjing. Ia pun mendapatkan akses untuk mendapatkan tulang ayam langsung dari penjual ataupun pemilik restoran.

"Jika ditanya mengapa tulang ayam, karena harganya lebih murah dan mudah didapatkan. Kalau tulang sapi harganya mahal. Untuk makanan, kami berikan tiga kali sehari dan semuanya fresh. Puji Tuhan, semuanya saya dapatkan dengan mudah," kata dia.

Bukan hal baru

Memelihara banyak anjing bukan hal yang baru bagi Ocha dan keluarganya. Ia mengaku mengenal anjing dari ayahnya sejak dia masih kecil. Bahkan, Ocha pernah tinggal bersama dengan 52 anjing peliharaan.

"Namun, yang membedakan adalah yang saat ini adalah anjing liar yang kami dapatkan dari jalanan," kata perempuan berusia 37 tahun tersebut.

Ocha memperbolehkan masyarakat untuk mengadopsi anjing-anjing yang dia rawat, tetapi harus melewati tahap wawancara demi memastikan anjing tersebut berada di keluarga yang benar-benar menyayangi anjing.

"Saya akan memastikan, lingkungan bisa menerima keberadaan anjing. Setelah tiga bulan, saya akan melakukan kunjungan dan jika mereka tidak merawat anjing tersebut, saya punya hak sepenuhnya untuk kembali membawa pulang," kata Ocha.

Menurut Ocha, sudah ada lima anjing jalanan yang sudah diadopsi oleh beberapa rekannya. Memelihara anjing, kata Ocha, bukan hanya sekadar suka dan mempunyai uang, melainkan yang terpenting adalah memberikan kasih sayang yang utuh.

"Minimal jangan disiksa karena anjing juga makhluk ciptaan Tuhan yang harus kita berikan kasih sayang," kata Ocha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com