Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Bandung Bisa Tanpa Angkot asal...

Kompas.com - 08/10/2015, 19:45 WIB
Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Aksi pemukulan yang dilakukan seorang sopir angkutan kota trayek 05 jurusan Cicaheum-Cibaduyut terhadap penumpangnya masih hangat diperbincangkan warga Kota Bandung. Momentum tersebut dimanfaatkan warga untuk mengungkapkan keluhan terkait buruknya layanan transportasi massal di Kota Bandung.

Merasa geram dengan kejadian tersebut, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sempat berniat akan membekukan trayek angkot tersebut. Tak hanya untuk angkot 05, orang nomor satu di Bandung itu mengaku bakal mengevaluasi trayek angkot lain yang dinilai buruk dalam segi layanan. "Kalau ada temuan, sampaikan saja keluhannya," kata pria yang akrab disapa Emil itu saat ditemui di kawasan Gedebage, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Kamis (8/10/2015).

Emil mengaku tak menutup kemungkinan jika Kota Bandung tak lagi menggunakan angkot sebagai transportasi massal seperti di Yogyakarta. "Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin. Orang jelek saja bisa dapat istri cantik, jadi bisa saja," kata Emil sambil berseloroh.

Namun, kata dia, setiap daerah mempunyai sejarah transportasi yang berbeda. Kemungkinan Bandung tanpa angkot bisa terwujud jika pemerintah bisa mencari profesi pengganti bagi para sopir angkot yang berjumlah puluhan ribu orang.

"Setiap kota punya sejarah transportasi beda-beda. Poinnya adalah jangan ada yang dirugikan. Kalau ternyata angkot tidak ada, sopir angkot bisa beralih dari dunia transportasi dengan penghasilan sama, saya kira tidak ada masalah," paparnya.

Meski begitu, penghapusan angkot masih sulit dilakukan untuk saat ini. Selain belum tersedianya alternatif transportasi massal, penghapusan angkot berpotensi memicu dinamika sosial.

"Kan tahu sendiri membangun sedikit saja demo besar, jadi dinamika sosial. Itu ternyata sangat memengaruhi percepatan perubahan pembangunan di Indonesia, khususnya di Kota Bandung," tutur Emil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com