Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Habitat Makin Rusak, Pesut Mahakam Terancam Punah

Kompas.com - 07/10/2015, 15:19 WIB
Kontributor Samarinda, Gusti Nara

Penulis

SAMARINDA, KOMPAS.com - Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur, menyebut populasi pesut mahakam, di Sungai Kedang Kepala, Muara Kaman, Kutai Kartanegara, terancam punah seiring alih fungsi habitat mamalia air itu.

Dinamisator Jatam Kaltim, Merah Johansyah mengatakan, Sungai Kedang Kepala merupakan habitat terakhir satwa yang dilindungi tersebut. Namun, di sana justru terdapat dua perusahaan tambang grup Bayan yang masih beraktivitas di sekitar sungai. Kegiatan perusahaan tambah itu merusak ekosistem sungai dan berakibat kepunahan bagi lumba-lumba air tawar atau pesut mahakam.

“Sungai Kedang Kepala itu tempat terakhir bagi pesut mahakam. Ponton-ponton tambang batu bara melewati sungai tersebut yang sebenarnya tidak boleh dilewati. Padahal, Sungai Kedang Kepala itu merupakan daerah yang diapit dua kawasan lindung. Yang satunya diindungi SK Bupati Kukar tentang konservasi gambut, dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Cagar Alam Muara Kama Sedulang,” dia menambahkan.

Tidak hanya perusahaan tambang, lanjut Merah, proyek pembangunan rel kereta api pun mengancam habitat pesut Mahakam. Terancam punahnya satwa tersebut melatarbelakangi Jatam untuk memerangi aktivitas tambang dan rel kereta api yang melewati Sungai Kedang Kepala.

“Dua perusahaan grup Bayan tersebut pernah diberhentikan sementara oleh Gubernur Kaltim Awang Faroek, tapi sejak ada isu kenaikan jumlah batu bara dari salah satu perusahaan tersebut, maka keduanya diaktifkan kembali. Terlebih lagi, pembangunan proyek rel kereta api yang sebentar lagi akan melalui jalur Sungai Kedang Kepala. Maka, tidak hanya pesut mahakam yang terancam punah, tapi juga ekosistem di sekitarnya,” ungkapnya.

Ia mengatakan kepunahan pesut mahakam, mengindikasikan terjadinya perubahan pada Sungai Kedang Kepala. Padahal pesut adalah satu-satunya lumba –lumba air tawar yang ada di Kaltim. Karena itu, Jatam akan segera membuat surat pengaduan ke Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup.

“Kondisi ini sangat mengancam habitat pesut mahakam. Selain itu ada dua kawasan konservasi dan cagar alam yang terancam rusak ekosistemnya. Kami akan segera membuat surat pengaduan pada Kementrian Kehutanan dan Lingkungan Hidup,” tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com