Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipukul Sopir Angkot, Pria Ini Lapor ke Ridwan Kamil

Kompas.com - 07/10/2015, 14:50 WIB
Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Kecaman warga Bandung terkait buruknya pelayanan angkutan kota 05 trayek Cicaheum-Cibaduyut jadi perbincangan hangat di media sosial. Kecaman tersebut bermula dari kicauan seorang warga Bandung, Ade Rohmat (22), lewat Twitter.

"Hati-hati naik angkot 05. Saya jadi korban pemukulan supir angkot nopol D 1980 CC karena saya nagih uang kembalian," kicaunya pada Senin (5/10/2015) malam.

Kicauan Ade mendapat respons dari pengguna Twitter lain hingga memunculkan tagar #UsutTuntasAngkot05. Kepada Kompas.com, Ade mengaku dipukul sang sopir saat menggunakan angkot tersebut dari kawasan Cigereleng menuju Leuwipanjang.

"Pada Senin pukul 17.20, saya naik angkot dari Cigereleng ke Leuwipanjang. Di depan BCA, saya turun dan kasih uang Rp 5.000. Harusnya, ongkos itu Rp 3.000. Nah, si sopir cuma ngasih kembalian Rp 1.000, itu pun masih di tangan dia. Saya bilang, kurang nih, Bang. Si sopir malah bilang kata kasar, terus mata kanan saya dipukul," tutur Ade saat dihubungi lewat telepon, Rabu (7/10/2015).

Setelah memukul Ade, sopir itu kemudian turun dari mobilnya dan kembali menyerang korban. "Dia turun, terus saya dipukul lagi. Saya bilang sama dia mau lapor polisi. Dia kemudian kabur, dan sempat mau nabrak saya," tambah dia.

Seusai kejadian, dia langsung menulis pengalaman buruk tersebut di Twitter. "Saya langsung tweet dan mention ke akun @infobdg dan ke Ridwan Kamil. Saya enggak langsung lapor polisi karena saya mau kerja ke Karawang. Nanti kalau lapor ke polisi, waktu saya tersita. Saya juga sempat ke Rumah Sakit Sartika Asih, memang ada lebam di mata kanan saya," ucapnya.

Ade meminta Wali Kota Bandung memberi perhatian khusus terkait buruknya pelayanan transportasi umum di Kota Bandung. "Saya ingin menagih janji Pak Ridwan Kamil untuk membereskan masalah kesemrawutan angkutan kota. Saya harap pelaku meminta maaf, dan semoga kejadian ini tak terulang," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com