Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Keluarga Salim Kancil dan Tosan, Mahasiswa Galang Dana di Jalan

Kompas.com - 07/10/2015, 14:47 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Aktivis penolak penambangan pasir besi di Lumajang, Jawa Timur, Salim Kancil, tewas mengenaskan setelah dianiaya oleh sejumlah orang tak dikenal. Peristiwa itu mengundang keprihatinan puluhan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Tidar Kota Magelang.

Mereka pun menggelar aksi penggalangan dana untuk keluarga Salim Kancil dan Tosan, rekan Salim Kancil, yang juga dianiaya dan kini masih dalam kondisi kritis. Aksi itu digelar di kawasan Alun-alun Kota Magelang, Jawa Tengah, Rabu (7/10/2015).

Beberapa mahasiswa membawa kardus lalu menghampiri pengendara yang berhenti di sejumlah lampu merah di kawasan tersebut. Mereka juga mengusung spanduk dan poster bertuliskan solidaritas untuk Salim Kancil, seperti "Di Tanah Kami Nyawa Kami Tak Semahal Tambang","Salim Kancil Dibunuh Karena Benar" dan sebagainya.

"Dana yang terkumpul ini nantinya akan kami donasikan langsung ke keluarga Salim Kancil dan Tosan yang masih terbaring di rumah sakit di Lumajang Jawa Timur," kata Trisnaldo, Koordinator aksi tersebut.

Sebelum penggalangan dana, mereka melakukan aksi teatrikal, pembacaan puisi tentang kemanusiaan, orasi, dan membagikan selebaran tentang Salim Kancil.

Menurut Trisnaldo, kematian Salim Kancil menjadi bukti bahwa perlindungan hukum bagi rakyat Indonesia belum maksimal. Penegakan hukum juga masih dinilai tumpul ke atas, namun tajam ke bawah.

Hingga saat ini, auktor intelektualis dari pembunuhan Salim Kancil masih belum terungkap. "Pembunuhan Salim Kancil adalah pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat, kami yakin ada 'aktor intelektual' di balik kasus ini. Maka kami harap para penegak hukum bisa mengusut kasus ini hingga tuntas," tegas dia.

Menurut mahasiswa asal Jambi itu, aksi ini bukan sekadar demonstrasi pada umumnya. Mereka ingin mengajak kepada masyarakat, serta mahasiswa sebagai agen kemanusiaan, untuk peduli secara nyata dengan sejumlah kasus pelanggaran HAM di Indonesia.

"Kami tidak ingin ada kasus-kasus yang sama ke depan. Jangan sampai ada kasus 'Munir' baru, 'Wiji Thukul' baru dan 'Salim Kancil' baru," papar mahasiswa semester III ini.

Siam Khoirul, peserta aksi, menambahkan bahwa dari aksi ini mahasiswa menargetkan dana yang terkumpul bisa mencapai minimal Rp 5 juta. Aksi serupa serupa akan dilakukan pada beberapa hari ke depan. Misalnya, hari Minggu saat ajang car free day.

"Kami berharap masyarakat bisa terlibat dalam aksi solidaritas ini," ucap dia.

Seperti diberitakan, Salim Kancil adalah aktivis penyelamat lingkungan yang dibunuh setelah menolak penambangan liar di Lumajang. Sementara, rekannya, Tosan juga mengalami luka parah, akibat dianiaya sejumlah preman.

Kompas TV Komnas HAM Investigasi Pembunuhan Salim Kancil
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com