Mereka pun menggelar aksi penggalangan dana untuk keluarga Salim Kancil dan Tosan, rekan Salim Kancil, yang juga dianiaya dan kini masih dalam kondisi kritis. Aksi itu digelar di kawasan Alun-alun Kota Magelang, Jawa Tengah, Rabu (7/10/2015).
Beberapa mahasiswa membawa kardus lalu menghampiri pengendara yang berhenti di sejumlah lampu merah di kawasan tersebut. Mereka juga mengusung spanduk dan poster bertuliskan solidaritas untuk Salim Kancil, seperti "Di Tanah Kami Nyawa Kami Tak Semahal Tambang","Salim Kancil Dibunuh Karena Benar" dan sebagainya.
"Dana yang terkumpul ini nantinya akan kami donasikan langsung ke keluarga Salim Kancil dan Tosan yang masih terbaring di rumah sakit di Lumajang Jawa Timur," kata Trisnaldo, Koordinator aksi tersebut.
Sebelum penggalangan dana, mereka melakukan aksi teatrikal, pembacaan puisi tentang kemanusiaan, orasi, dan membagikan selebaran tentang Salim Kancil.
Menurut Trisnaldo, kematian Salim Kancil menjadi bukti bahwa perlindungan hukum bagi rakyat Indonesia belum maksimal. Penegakan hukum juga masih dinilai tumpul ke atas, namun tajam ke bawah.
Hingga saat ini, auktor intelektualis dari pembunuhan Salim Kancil masih belum terungkap. "Pembunuhan Salim Kancil adalah pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat, kami yakin ada 'aktor intelektual' di balik kasus ini. Maka kami harap para penegak hukum bisa mengusut kasus ini hingga tuntas," tegas dia.
Menurut mahasiswa asal Jambi itu, aksi ini bukan sekadar demonstrasi pada umumnya. Mereka ingin mengajak kepada masyarakat, serta mahasiswa sebagai agen kemanusiaan, untuk peduli secara nyata dengan sejumlah kasus pelanggaran HAM di Indonesia.
"Kami tidak ingin ada kasus-kasus yang sama ke depan. Jangan sampai ada kasus 'Munir' baru, 'Wiji Thukul' baru dan 'Salim Kancil' baru," papar mahasiswa semester III ini.
Siam Khoirul, peserta aksi, menambahkan bahwa dari aksi ini mahasiswa menargetkan dana yang terkumpul bisa mencapai minimal Rp 5 juta. Aksi serupa serupa akan dilakukan pada beberapa hari ke depan. Misalnya, hari Minggu saat ajang car free day.
"Kami berharap masyarakat bisa terlibat dalam aksi solidaritas ini," ucap dia.
Seperti diberitakan, Salim Kancil adalah aktivis penyelamat lingkungan yang dibunuh setelah menolak penambangan liar di Lumajang. Sementara, rekannya, Tosan juga mengalami luka parah, akibat dianiaya sejumlah preman.