Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

18 Dokter Ahli Disiapkan untuk Identifikasi Korban Pesawat Aviastar

Kompas.com - 06/10/2015, 00:42 WIB
Kontributor Makassar, Hendra Cipto

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com - Polda Sulselbar menyiapkan 18 dokter untuk mengidentifikasi para korban pesawat Aviastar yang hilang kontak pada Jumat (2/10/2015) lalu. Langkah ini dilakukan setelah pesawat Twin Otter milik maskapai itu dipastikan jatuh dan ditemukan di Gunung Latimohong, Senin (5/10/2015). Seluruh kru dan penumpang yang berjumlah 10 orang juga dinyatakan tewas.

Kepala Dokter Kesehatan (Kadokkes) Polda Sulselbar, Komisaris Besar Polisi dr R Harjuno, menyatakan kesiapannya menerima jenazah pesawat Aviastar. Berdasarkan laporan yang diterimanya, tiga orang kru dan tujuh orang penumpang dinyatakan meninggal.

"18 orang dokter ahli sudah disiapkan. Dokter ini dari RS Bhayangkara dibantu dari dokter Universitas Hasanuddin (Unhas). Selain itu juga, 5 orang tim medis sudah berada di Posko Gamaru untuk olah TKP dan membawa jenazah ke RS Bhayangkara," kata Harjuno kepada wartawan saat menggelar konfrensi persnya, Selasa (6/10/2015) dinihari.

Harjuno menjelaskan, setelah dilakukan labelisasi, jenazah langsung dibawa ke RS Bhayangkara. Di RS Bhayangkara lah baru dilakukan identifikasi dengan mencocokkan data postmortem dengan data antemortem para korban.

"Setelah kedua data itu dicocokkan, barulah jenazah bisa diidentifikasi. Ya kalau jumlah tim dokter dengan jumlah 10 orang jenazah, diperkirakan identifikasi bisa rampung kurang dari dua hari," ucapnya.

Harjuno mengungkapkan, biasanya kesulitan melakukan identifikasi dikarenakan jenazah sudah dalam keadaan rusak. Rusaknya jenazah disebabkan lamanya waktu jenazah itu ditemukan, ditambah lagi dengan waktu evakuasi tidak sedikit.

"Kalau informasi yang saya peroleh, dari TKP menuju posko Gaharu berjalan kaki memakan waktu satu setengah hari. Ditambah jenazah sudah berapa hari di lokasi. Tapi bisa diidentifikasi cepat, jika sidik jarinya masih utuh atau kontur gigi masih jelas. Jika sudah rusak, bisa memakan waktu satu sampai dua minggu untuk dilakukan tes DNA," ucapnya.

Dokter Forensik Biddokkes Polda Sulselbar, Komisaris Polisi (Kompol) dr Mauluddin menambahkan, tim dokter yang disiapkan terdiri dari dokter ahli, yakni ahli forensik, ahli gigi forensik, ahli bedah tulang (ortopedi), Inavis dan Lafor.

"Dokter Forensek dari RS Wahidin 1 orang, RS Labuangbaji 1 orang, RS Bhayangkara 2 orang, RS Unhas 4 orang. Dokter ahli gigi forensik dari RS Unhas 3 orang dan RS Bhayangkara 3 orang. Dokter ahli ortopedi dari RS Bhayangkara 2 orang dan tim Inavis Polda Suselbar untuk sidik jari berjumlah 5 orang. Kalau dari Labfor Polri cabang Makassar terdiri 1 tim berjumlah 5 orang. Tim Labfor ini mengidentifikasi benda-benda pada penumpang," kata Mauluddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com