Polisi Periksa 4 Saksi Kasus Dugaan Pemerkosaan Pengungsi Rohingya

LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com — Penyidik Polres Lhokseumawe sampai Kamis (1/10/2015) sore telah memintai keterangan empat orang saksi dalam kasus dugaan pelecehan seks terhadap empat pengungsi Rohingya yang ditampung di Desa Blang Adoe, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara.

Kapolres Lhokseumawe AKBP Anang Triarsono kepada Kompas.com menyebutkan, sesuai dengan keterangan keempat saksi tersebut, warga melihat enam pengungsi Rohingya berusaha kabur dari penampungan sehingga melaporkan kepada petugas penjaga penampungan. Selanjutnya, keenam pengungsi Rohingya tersebut ditangkap dan sempat digeledah.

"Untuk prianya memang sempat disuruh buka baju untuk mengetahui apa saja yang ada di badan mereka. Untuk (pengungsi) wanita, memang juga sempat digeledah, tetapi tidak sampai disuruh buka baju," ujar Kapolres.

Jadi, menurut Anang, sesuai dengan keterangan para saksi tersebut, sementara ini polisi belum menemukan adanya indikasi pelecehan seksual terhadap keempat perempuan Rohingya tersebut. Saat ditanya hasil visum keempat pengungsi itu, Kapolres menyebutkan belum menerima hasil visum dari RS Umum Cut Mutia, Aceh Utara.

Sementara itu, Sekda Aceh Utara Isa Anshari menyebutkan, dia sudah mendapat informasi hasil visum RS Umum Cut Meutia dan sudah diserahkan ke Polres Lhokseumawe. Namun, yang menentukan tindak lanjut kasus tersebut adalah penyidik kepolisian.

"Jika terbukti mereka diperkosa, kita minta diproses secara hukum yang berlaku. Jika tidak terbukti, artinya ada pengakuan palsu dan harus diproses secara hukum pula," kata Isa Anshari.