Menurut Wakil Direktur Pelayanan RSUP NTB dr Agus Rusdi Hariawan Hamid SpOG, RD dirujuk petugas ke rumah sakit setelah menunjukkan gejala demam, batuk, dan pilek seusai menunaikan ibadah haji. Setelah sampai di Tanah Air, RD langsung mendapat perawatan dan dirujuk ke RSUP NTB.
"Hanya karena pasien baru pulang dari Timur Tengah menunaikan ibadah haji, kita curigai ke arah MERS-CoV sesuai dengan rujukannya. Jadi, semua pasien yang menunjukkan gejala infeksi saluran pernapasan dan baru datang dari daerah Timur Tengah kita curigai (tertular) sampai terbukti tidak (negatif)," kata Agus, Kamis (1/10/2015).
Agus menambahkan, langkah ini telah sesuai dengan arahan dari Kementerian Kesehatan sebagai upaya antisipasi penyebaran virus tersebut di Indonesia. Menurut Agus, saat ini pasien masih dirawat di ruang isolasi RSUP NTB.
Sejauh ini, rumah sakit belum bisa memastikan kondisi RD karena harus menunggu hasil pemeriksaan laboratorium di Jakarta. Meski kondisinya sudah stabil, RD belum diperbolehkan pulang sampai hasil laboratorium diperoleh.
"Pasien akan berada di rumah sakit sampai hasil laboratorium keluar dan sampai gejala penyakit atau keluhan dan kondisi fisik membaik," kata Agus.
Ia menambahkan, gejala MERS-CoV pada umumnya sama seperti penyakit infeksi saluran pernapasan lainnya, yaitu demam, batuk, dan pilek. Yang membedakan adalah virus tersebut berasal dari Timur Tengah. Virus ini menyebar melalui udara dan dalam kondisi tertentu bisa berakibat fatal. Untuk itu, diperlukan pemeriksaan yang akurat dan uji laboratorium.
Sementara itu, Kepala Seksi Pengendalian Karantina KKP Mataram, Junaidi, mengatakan, saat ini terdapat dua anggota jemaah haji yang dirujuk dan dirawat di RSUP NTB. RD, anggota jemaah haji kloter satu yang pulang pada (29/9/2015), telah dirawat selama dua hari di ruang isolasi RSUP. Sementara itu, Hj Zaenap (57), anggota jemaah haji asal Sumbawa, dirawat di ruang perawatan khusus anggota jemaah haji RSUP NTB karena sakit.