Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Butuh 15 Tahun untuk Rehabilitasi Hutan Samboja Akibat Kebakaran

Kompas.com - 25/09/2015, 21:29 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani J

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Lebih dari 10 persen hutan di kawasan kelola Yayasan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, rusak akibat kebakaran dalam satu bulan terakhir ini.

Pihak BOSF memperkirakan kerusakan lahan mencapai 200 hektar dan menghancurkan puluhan ribu pohon batang keras berumur 10-15 tahun. Pohon yang rusak itu antara lain gaharu, meranti, bengkirai, hingga pohon buah seperti nangka.

Koordinator Penanaman dan Pemetaan BOSF Rahmat mengatakan tak mudah memperbaiki kerusakan lahan itu pasca-kebakaran. “Kami menanam dari tahun 2000-an hingga sekarang. Selama waktu itu pula mengembalikan seperti semula,” kata Rahmat, Jumat (25/9/2015).

“Humus hilang. Menanam di tempat terbuka (langsung terpapar panas matahari) begini juga tumbuh tidak semudah itu. Tanaman akan susah bertahan. Hasilnya tidak secepat yang kita perkirakan,” tambah Rahmat.

Rahmat mengingat betapa timnya mengawali kegiatan menanam mulai dari membeli bibit hingga merawatnya, sampai menjadi hutan. Sebagian karya timnya hangus terbakar begitu saja.

“(Mulai) membeli bibitnya saja Rp 1.500 – 4.000 per bibit. Dalam menanam saja memerlukan waktu selama dua hingga tiga minggu kalau kondisi lahan sudah bersih,” katanya.

“Itu belum lagi merawat sampai berurusan dengan perambahan hutan yang dilakukan warga,” kata Rahmat.

Kebakaran ini adalah yang kedua dalam rentang satu bulan belakangan. Sebelumnya, pada 31 Agustus-1 September 2015 lalu, kebakaran juga terjadi dan menghancurkan 30 hektar area hutan. BOSF mengklaim lebih dari 1.000 pohon rusak saat itu.

Kali ini, kebakaran merusak 200 hektar hutan. Lokasi kebarakan itu berbatasan dengan Desa Tani Jaya. Api dapat dijinakkan setelah tim rescue dan pemadam dari perusahaan minyak dan gas Total Indonesie dan BPBD Kutai Kartanegara, serta lebih 50 anggota TNI dari Detasemen Kavaleri Kodam VI Mulawarman turun tangan membantu.

Kebakaran kali ini dianggap yang paling besar dari yang pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Staf komunikasi BOSF di Samboja, Suwardi, mengatakan, kebakaran memang sering terjadi di kawasan itu, tetapi tidak sebesar tiga hari belakangan.

“Tidak tiap tahun. Tiap kemarau bisa saja terjadi, di waktu lalu kebakaran hutan hanya terjadi kira-kira 10 ha saja dan berhasil dipadamkan,” kata Suwardi.

Kebakaran ini sempat membuat pihak BOSF kawatir. Pasalnya, asap akibat kebakaran sampai ke kandang-kandang orangutan. Antisipasi kemunculan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), BOSF pun memeriksa para orangutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com