Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Adat Tolak Enggano Dijadikan Tempat Transmigrasi

Kompas.com - 25/09/2015, 14:56 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Masyarakat adat Suku Enggano di Bengkulu menolak program transmigrasi yang dilaksanakan Pemerintah. Penolakan tersebut dilandasi beberapa pertimbangan.

"Kami sungguh sedih dengan nasib kami selaku masyarakat adat yang tak pernah diajak berembuk oleh Pemerintah dalam program transmigrasi," kata salah seorang Kepala Suku Kaitora, Rafli Kaitora. melalui sambungan telepon, Jumat (25/9/2015).

Penolakan tersebut dilandasi oleh beberapa alasan. Pertama, pembangunan rumah transmigrasi sebanyak 100 unit dengan luasan 600 hektare dan 300 KK itu menggunakan material dari dalam pulau.

"Mereka menggunakan pasir, kayu dari material Pulau Enggano, sementara harus diketahui, Pulau Enggano merupakan wilayah rentan bencana karena posisinya di tengah Samudera Hindia," kata Rafly.

Akibat pembangunan tersebut hutan Enggano pun gundul dan daerah tepian pantai mulai rusak karena pasirnya dimanfaatkan untuk kepentingan bangunan rumah transmigrasi.

Alasan kedua, sebelumnya program transmigrasi pernah ada di Enggano beberapa tahun lalu namun gagal. Semua warga transmigrasi meninggalkan rumah, dan tanah yang telah dibuka Pemerintah.

"Kami selaku masyarakat adat pewaris wilayah adat Enggano tak pernah diajak Pemerintah untuk membahas program pembangunan di Enggano, selalu saja begitu, ajaklah kami bicara bersama, jangan hanya lihat perangkat desa saja, namun kami lembaga adat juga harus diajak bicara," kata dia.

Saat ini, kata dia, para kepala suku Enggano sedang mendorong Perda Perlindungan dan pengakuan masyarakat adat Enggano ke DPRD Kabupaten Bengkulu Utara. Perda itu dibuat untuk melindungi kondisi pulau dari kerusakan dan tata hukum, serta kebiasaan masyarakat adat Enggano.

"Kami harus segera menyelesaikan Raperda Perlindungan dan pengakuan masyarakat adat Enggano, agar eksistensi kami diakui negara," kata Rafli.

Pulau Enggano adalah sebuah pulau terletak di Samudera Hindia, Provinsi Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara, luas wilayah Pulau Enggano mencapai 400,6 kilometer persegi yang terdiri dari enam desa yaitu Desa Banjarsari, Meok, Apoho, Malakoni, Kaana, dan Kahyapu.

Enggano memiliki ekosistem yang unik, pantai, flora, fauna, vegetasi dan jajaran hutan mangrove yang masih alami.

Suku Enggano, menurut penduduk setempat terbagi dalam enam kelompok, yaitu suku Kaitora, Kauno, Kaahua, Kaaruba, dan Kaharubi. Sementara masyarakat pendatang, oleh lima suku itu diberi nama Suku Kamay.

Untuk menuju Pulau Enggano dapat menggunakan kapal perintis atau feri dengan waktu tempuh sekitar satu malam mengarungi Samudra Hindia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com