"Sejauh ini belum ada peringatan larangan untuk mendaki dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat atau dari pemantau gunung akibat tebalnya asap, hanya kami menyarankan untuk tidak mendaki malam," kata Pengelola Pokdarwis, Gunung Kaba, Tri Prayudha, Minggu (20/9/2015).
Menurut Prayudha, asap sebenarnya telah hampir satu bulan belakangan menyelimuti gunung dan juga jalur pendakian. Namun, baru beberapa hari terakhir semakin tebal dan menyebabkan jarak pandang semakin memendek.
Meski larangan mendaki belum dikeluarkan oleh otoritas pemantau gunung setempat, Pokdarwis Gunung Kaba telah menyiagakan tim khusus SAR, dan informasi terkait jalur pendakian.
"Kami telah menyiagakan tim khusus bila terjadi hal yang tak diinginkan dari pendaki akibat kabut asap, memang asap tebal namun hal tersebut tidak mengurangi niat pendaki untuk sekadar hiking dan berkemah di puncak gunung," tambah Prayudha.
Selain jarak pandang yang pendek, para pendaki juga disarankan untuk mengenakan masker guna menghindari serangan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Sebab, akibat asap tersebut banyak pendaki mengalami sakit tenggorokan.
Gunung Kaba adalah satu gunung berapi di Provinsi Bengkulu dengan ketinggian 1.938 meter dari permukaan laut yang memiliki kawah aktif. Gunung ini juga merupakan destinasi wisata Provinsi Bengkulu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.