Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkab Magelang Periksa Kesehatan Hewan Kurban

Kompas.com - 18/09/2015, 19:56 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Dinas Peternakan dan Perikanan (Dispeterikan) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah melakukan pemeriksaan terhadap ratusan hewan kurban yang dijual di di wilayah ini. Setidaknya 372 orang petugas dikerahkan untuk kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap menjelang Hari Raya Idul Adha tersbeut.

"Untuk pemeriksaan hewan kurban kita siapkan 372 petugas, yang dibagi menjadi 21 tim. yang akan berkeliling dari desa-desa di 21 Kecamatan di Kabupaten Magelang," ujar Sri Hartini, Kepala Dispeterikan Kabupaten Magelang, di Pasar Hewan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jumat (18/9/2015).

Sri memaparkan pemeriksaan penting dilakukan guna mengetahui kelayakan dan kesehatan hewan sebelum dipotong. Dengan seksama petugas memeriksa satu demi satu hewan sapi, kambing dan kerbau yang dijual di pasar. Mereka memeriksa gigi, telinga dan badan hewan-hewan tersebut. Jika dinyatakan sehat, petugas lalu memasang tanda khusus di badan hewan.

Selain memeriksa, petugas juga memberikan pengobatan apabila menemukan hewan dalam kondisi sakit. "Kami periksa semua kelayakan hewan kurban, mulai dari kesehatannya sampai umur hewan. Kami juga beri obat berupa salep khusus jika kita temukan hewan yang sakit. Sebab, jika hewan tidak sehat maka juga akan berdampak pada kesehatan manusia yang mengonsumsi," imbuh Sri.

Sri menjelaskan sejauh ini pihaknya terus berupaya melakukan sosialisasi tentang hewan kurban yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal) kepada masyarakat. Di antaranya dengan menggelar pelatihan kepada Juleha (Juru Penyembelih Hewan Halal) dan petugas pencacah daging.

“Untuk pelatihan ini, kami bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP),” tambah Sri.

Sementara itu, berdasarkan pantauan Kompas.com, harga hewan kurban di Kabupaten Magelang cenderung stabil pada kisaran Rp 40.000 per kilogram daging hidup. Hanya saja, permintaan daging dari luar daerah, termasuk dari Jakarta, menurun sekitar 50 persen dibanding tahun lalu.

"Mungkin dampak dari peraturan daerah setempat yang melarang tempat-tempat penjualan hewan kurban di jalan-jalan protokol. Hal lainnya kemungkinan akibat situasi perkonomian Indonesia saat ini,” ujar Sri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com