Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Jembatan Tuntang Diperbaiki, Jalan Alternatif Malah Penuh Ranjau Paku

Kompas.com - 16/09/2015, 22:31 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Jembatan Tuntang, Kabupaten Semarang yang menghubungkan jalur Solo-Semarang sudah lebih dari sepekan ditutup untuk diperbaiki. Rencananya perbaikan ini diperkirakan memakan waktu tiga bulan.

Jembatan Tuntang terdiri dari dua bagian, yakni jembatan penyangga (cantilever bridge) untuk jalur Semarang-Solo dan jembatan kerangka (truss bridge) untuk arah sebaliknya, yakni Salatiga-Bawen-Semarang). Bagian inilah yang saat ini sedang diperbaiki.

Semenjak itu, para pengendara dari arah selatan atau Solo yang tak ingin terjebak macet memilih mengunakan jalur alternatif, yakni Salatiga-Banyubiru-Ambarawa. Namun rupanya, jalur ini tidak sepenuhnya aman. Banyak pengendara terkena ranjau paku di sepanjang jalan Banyubiru hingga Bukit Cinta.

Salah satu korbannya adalah Waluyo (45). Pengemudi mobil boks di sebuah perusahaan pakan ternak ini mengatakan, beberapa waktu lalu mobil yang dikemudikannya itu menjadi korban ranjau paku yang mengenai roda depan sebelah kiri. Paku-paku itu ditancapkan di atas selembar kertas karton.

"Waktu itu magrib, saya melintas di Bukit Cinta ke arah Banyubiru. Tiba-tiba ban mobil kempes. Kemudian saya cek turun ternyata di ban mobil saya tertancap paku yang nempel di kertas karton," kata Waluyo, Rabu (16/9/2015). '

Mendapati hal yang tidak wajar, Waluyo penasaran dan berupaya mengecek kondisi di sekelilingnya. Waluyo kemudian berjalan kaki beberapa meter di sekitar jalan itu. Kecurigaannya terbukti, Waluyo menemukan beberapa lembar kertas karton yang ditempeli paku.

"Saya menemukan tiga paku lain yang bentuknya mirip dengan paku yang menempel di ban mobil saya," ujarnya.

Menanggapi masalah itu, Kasatlantas Polres Semarang, AKP Rendy Andy berjanji akan menerjunkan personelnya untuk melakukan survei lokasi di sepanjang jalan yang dicurigai telah disebar ranjau paku. Polisi juga akan melakukan patroli guna menangkap pelaku. "Jika tertangkap kita proses hukum," dia menegaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com