Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga ABK Kapal Nelayan Berbendera Malaysia yang Tenggelam Belum Ditemukan

Kompas.com - 15/09/2015, 19:25 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com - Pencarian terhadap tiga anak buah kapal (ABK) kapal ikan SF1-4655 berbendera Malaysia yang tenggelam usai ditabrak Kapal Pengawas Antasena diperairan Tanjung Datuk, Kabupaten Sambas, terus dilakukan.

Wadir Dit Polair Polda Kalbar, AKBP Andreas Widihandoko mengungkapkan, pencarian terhadap tiga nelayan tersebut melibatkan 42 personil gabungan dari Polair, TNI AL Pos Paloh, Polsek Paloh, PSDKP, Basarnas Pemangkat dan dibantu oleh masyarakat sekitar.

“Sampai sekarang, ketiga nelayan tersebut masih terus dilakukan pencarian di sekitar lokasi kejadian," kata Widihandoko, Selasa (15/9/2015).

Widihandoko menjelaskan, peristiwa tenggelamnya kapal nelayan berbendera Malaysia tersebut merupakan proses penegakkan hukum (baca juga: Ditabrak Kapal Patroli, Kapal Nelayan Berbendera Malaysia Tenggelam). Namun, dirinya berharap informasi terkait tenggelamnya kapal tersebut tidak bias maupun fiksi tentang adanya kapal nelayan asing asal Malaysia yang mencuri ikan dan tenggelam dilautan Indonesia.  

“Ini adalah proses penegakan hukum, supaya tidak bias ada kesan bahwa kapal nelayan tersebut sengaja ditabrak oleh kapal patroli KP Antasena-7006,” ungkap Widihandoko.

Sebelumnya diberitakan, sebuah kapal nelayan asing berbendera Malaysia tenggelam di perairan Tanjung Datuk, perbatasan Indonesia-Malaysia, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Jumat (11/9/2015).

Kapal tersebut tenggelam usai berbenturan dengan Kapal Pengawas (KP) Antasena Direktorat Polisi Perairan (Dit Polair) Baharkam Polri dalam aksi kejar-kejaran di wilayah perairan tersebut.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kapal ikan asing SF 14655 terdeteksi melakukan penangkapan secara ilegal di wilayah perairan Indonesia, pada Jumat (11/9/2015), sekitar pukul 18. 45 WIB.

Pada saat bersamaan KP Antasena-7006 sedang melaksanakan patroli di wilayah perairan Tanjung Datuk pada posisi 109 34" 550" T 02 09" 875" U.

“Sewaktu posisi kapal sudah berdekatan, tiba-tiba kapal nelayan asing berbendera Malaysia tersebut berbelok kekanan menghadang haluan kapal patroli KP Antasena-7006 yang sedang jalan lurus sehingga tertubruk pada buritan sebelah samping kanan kapal nelayan Malaysia tersebut yang menyebabkan kapal miring ke kiri dan tenggelam" papar Widihandoko.  

Pernyataan Widihandoko dibenarkan oleh empat orang ABK yang selamat pada saat kejadian. Saat didekati, salah satu ABK, sesuai perintah Kapten Kapal, mereka memutus jaring yang sudah ditebar dilaut sebagai upaya untuk melarikan diri.

Langkah kemanusiaan yang dilakukan, melakukan penyelamatan terhadap ABK nelayan asal Malaysia. Namun hanya empat ABK yang berhasil diselamatkan, sedangkan tiga orang lainnya termasuk Kapten Kapal tenggelam di tengah laut dan masih dalam proses pencarian hingga hari ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com