Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/09/2015, 19:00 WIB
Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengaku dihubungi olehsalah satu bos Uber Taxi di Indonesia, Senin (14/9/2015) pagi. Pembicaraan tersebut berisi tentang aksi razia yang dilakukan Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan kepolisian.

Pembicaraan tersebut merupakan buntut dari petisi yang dikeluarkan pihak Uber pada Sabtu (12/9/2015) lalu pada situs https://action.uber.org/jakarta20150911/ (baca juga: Sopir Ditangkap, Uber Minta Dukungan Pengguna). Dalam petisi dwi bahasa yang ditujukan kepada Ridwan Kamil dan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama itu, pihak Uber membeberkan sejumlah poin tekait kelebihan serta dampak sosial ekonomi jika Uber dilenyapkan (baca juga: Dilarang Masuk Bandung, Ini Tanggapan Uber).

Mengomentari hal itu, Ridwan Kamil menegaskan bahwa pihaknya bakal merestui kehadiran perusahaan transportasi berbasis aplikasi itu jika sudah legal secara undang-undang.

"Tadi saya sudah ditelepon pagi dengan Uber, intinya saya minta mereka selesaikan legalitasnya dan saya bilang umumkan ke masyarakat prosesnya dan mereka berjanji saat proses Penanaman Modal Asing (PMA) sedang diregsitrasi mereka harus segera mengumumkan sendiri ke publik," kata pria yang akrab disapa Emil itu di Balai Kota Bandung, Senin (14/9/2015).

Aksi tegas pelarangan beroperasi bagi Uber memang gencar dilakukan di ibu kota. Namun, kondisi tersebut tak terjadi di Kota Bandung. Emil pun tak menjawab pasti saat ditanya apakah Pemerintah Kota Bandung bakal melakukan razia serupa.

"Menurut wartawan gimana, perlu atau tidak (razia) ? Saya tidak akan membahas soal razia merazia, bagi saya itu sekunder. Bagi saya legalitas tolong dipercepat, karena kebermanfaatan Uber terasa di masyarakat," ungkap Emil.

Secara tegas, dia mengingatkan kepada pihak Uber agar tak berdebat lagi soal manfaat dan keunggulan pelayanannya.

"Tapi mau berargumentasi kami hebat, kami bermanfaat kalau tidak ada legalitasnya tetap tidak akan jadi sebuah hal yang baik. Maka penekanan saya legalitas, jangan berdebat dengan saya lagi soal urusan teknis, teknologi, ekonomi sudah lewat. Sekarang fokus pada urusan legalitas," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com