Isak Tangis Pecah Saat Upacara Bendera di SMAN 8

BANDUNG, KOMPAS.com — Suasana upacara pengibaran bendera di SMAN 8 Bandung, Jalan Solontongan, Kota Bandung, Senin (14/9/2015) pagi tadi terasa berbeda. Suasana haru menyeliputi upacara bendera. 

Semua peserta upacara berdoa bersama untuk Adang Joppy Lili (58), salah seorang guru SMAN 8 Bandung, yang menjadi korban crane roboh di Masjidil Haram, Mekkah.

Isak tangis pun pecah. Sejumlah peserta upacara, baik siswa maupun staf guru SMAN 8 Bandung, mengucurkan air matanya. Sambil terisak, para peserta upacara pun tak lupa memanjatkan doa-doa untuk almarhum.

Pembina upacara, Agustin, membacakan amanat upacara sambil menahan isak tangis. Ia mengingatkan bahwa setiap orang akan kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa.

"Untuk manusia, khususnya Muslim, aktualisasi diri itu ingin dicapai setelah kita meninggal, yakni ada kehidupan lain yang lebih abadi. Itu mungkin akan dicapai dengan khusnul khotimah," ujar Agustin yang juga guru Bahasa Inggris.

Selesai upacara, para peserta upacara melanjutkan dengan shalat gaib untuk kepergian Adang Jopy Lili.

Badai dan cuaca ekstrem yang melanda Mekkah, Jumat (11/9/2015) petang, mengakibatkan sebuah alat berat berupa crane roboh dan menimpa bangunan di kawasan Masjidil Haram. Saat kejadian, jemaah tengah melakukan persiapan shalat maghrib.

Sebanyak 107 orang tewas dan 238 orang terluka. Di antaranya terdapat warga Indonesia, 10 orang tewas dan 41 orang luka-luka.(Dony Indra Ramadan)