Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Masya Allah, Itu Tepat di Tempat Duduk Saya"

Kompas.com - 14/09/2015, 14:09 WIB

KOMPAS.com — Purwanto (55) hampir selesai membaca Al Quran, surat Ali Imran, saat gerimis mulai membasahi bagian dalam Masjidil Haram, Jumat (11/9/2015) sore.

Tak ingin Al Quran yang ia baca basah, ia memutuskan beranjak dari tempat duduknya di dekat Kakbah. Purwanto lalu mencari tempat berteduh.

Baru 10 langkah berjalan, tiba-tiba, suara petir yang menggelegar disertai suara ledakan dan jeritan histeris menyeruak di belakangnya. Ketika Purwanto menengok, sebuah potongan besi telah teronggok di antara mayat-mayat dan orang-orang yang berlarian tak tentu arah.

"Besi itu membentur tiang di lantai dua, mental lagi ke bawah sampai menghancurkan lantai marmer di lantai satu. Masya Allah, itu tepat di tempat saya duduk," kata Purwanto, anggota jemaah haji asal Lampung, kepada Tribun Lampung.

Besi jatuh tersebut merupakan bagian dari alat berat (crane) di luar Masjidil Haram, yang tersungkur menimpa Masjidil Haram. Setelah crane membentur tiang, Purwanto menuturkan, ada bagian yang sebesar mobil Jeep yang patah, lalu menghujam ke bawah.

"Saya menangis saat itu. Saya masih menggendong Al Quran. Ya Allah, saya selamat karena Al Quran. Seandainya saya tidak pegang Al Quran, saya tidak tahu lagi," kata Kepala Dinas Pasar dan Perdagangan Kota Metro itu.

Sepuluh menit berlalu, Purwanto masih terpaku di tempatnya berdiri. Ia hanya melihat bongkahan besi di depannya tanpa mampu memperhatikan keadaan sekitar. Purwanto mengaku sangat terkejut dengan kejadian yang datang tiba-tiba itu.

"Di sebelah saya, ada dua orang Iran. Saya ajak ke pinggir karena hujan. Tetapi, mereka malah berdoa," tutur Purwanto.

Setelah bisa menenangkan diri, Purwanto mulai memperhatikan kondisi sekitarnya. Ia pun bermaksud mengabadikan peristiwa tersebut. Namun, hal itu urung ia lakukan.

"Saya tadinya mau foto, tetapi tidak berani. Banyak orang foto-foto dimarahi. Saya baru mau angkat kamera, dibentak juga sama orang-orang situ. Mereka bilang, dalam bahasa mereka, berdoa. Banyak orang langsung berdoa di sana. Saya pun ikut berdoa," kata Purwanto.

Sejak tiba di Madinah, Purwanto sudah rutin membaca Al Quran. Bahkan, selama delapan hari di kota Nabi tersebut, ia hampir khatam Al Quran dua kali. Menurut Purwanto, ia memang memiliki tekad untuk membaca 100 halaman Al Quran per hari selama melaksanakan ibadah haji.

Setiba di Mekkah, Purwanto masih rutin melaksanakan kegiatannya membaca Al Quran. Sampai akhirnya, seorang temannya menegur.

"Pak Pur baca Al Quran terus, kata teman saya. Akhirnya, saya kurangi. Mungkin, saya juga diingatkan untuk tidak memaksakan kehendak," kata Purwanto.

Satu jam rapi

Sekitar setengah jam setelah peristiwa tersebut, Purwanto menerangkan, kondisi di lokasi kejadian mulai tenang. Petugas pun tampak sigap melakukan evakuasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com