Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berusaha Pertahankan Motornya, Mahasiswa ITS Ditusuk Begal

Kompas.com - 13/09/2015, 22:07 WIB
SURABAYA, KOMPAS.com - I Made Fikananda, mahasiswa Institut Teknologi 10 November atau ITS Surabaya, menjadi korban begal di depan apartemen Puncak Kertajaya, Surabaya, Sabtu (12/9/2015) dini hari. Korban mengalami luka tusuk di perut dan menjalani operasi di RS Dr Soetomo.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, saat kejadian, korban dihadang delapan orang pria tidak dikenal. Seorang pelaku berusaha merampas motor korban.

Karena berusaha mempertahankan motornya, seorang pelaku langsung menusuk perut korban. Melihat korban bersimbah darah, para pelaku langsung melarikan motor korban.

Aksi pembegalan ini lalu diketahui mahasiswa ITS lain yang kebetulan melintas di lokasi. Mahasiswa yang mengendarai mobil itu langsung menabrakkan mobilnya ke motor pelaku.

Dua pelaku langsung terjatuh. Dalam waktu bersamaan, beberapa anggota Polsek Sukolilo melintas di lokasi dan menangkap pelaku.

Rektor ITS, Prof Joni Hermana, membenarkan bahwa korban adalah mahasiswa ITS. Made termasuk aktivis di kampus. Sebelum kejadian itu, korban baru pulang dari kampus.

Menurut dia, korban pulang pada dini hari untuk mempersiapkan wisuda kakak kelasnya. Karena pekerjaan itu tidak bisa ditinggalkan, korban baru pulang setelah persiapan wisuda selesai. Kini, lanjut Joni, kondisi mahasiswanya itu sudah membaik.

“Korban sudah sadar. Lukanya tidak sampai kena usus,” kata Joni, Minggu (13/9/2015).

Sumber di kepolisian menyebutkan bahwa anggota Unit Reskrim Polsek Sukolilo sudah menangkap dua pelaku, sedangkan delapan orang lainnya masih buron.

Kawanan begal ini bukan penjahat baru di Surabaya. Diduga kawanan ini sudah beraksi di 19 lokasi.

Kapolsek Sukolilo, Kompol Nuryanto mengakui pihaknya telah menangkap tersangka pembegalan di depan apartemen Puncak Kertajaya. Tapi dia enggan menyebut jumlah pelaku yang sudah ditangkap. Tapi Yulianto mengakui kawanan ini sudah sering membegal pengendara motor.

“Pelakunya banyak. Kami masih memburu pelaku lainnya,” kata Nuryanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com