Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lumpuh karena Kecelakaan di Hongkong, TKW Dipulangkan ke Kampung Halaman

Kompas.com - 11/09/2015, 19:44 WIB
Kontributor Kendal, Slamet Priyatin

Penulis

KENDAL, KOMPAS.com — Saat tiba di Bandara Ahmad Yani Semarang, Nur Khalifatun (27), TKW asal Kendal yang mengalami kecelakaan kerja di Hongkong, langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Suwondo, Kendal.

Warga Desa Mojo, Kecamatan Ringinarum, Kendal, ini dijemput oleh ayahnya, Marsin, yang didampingi oleh beberapa relawan dari Jakerham Kendal. Sesampai di RSUD, ia langsung masuk ke ruang instalasi gawat darurat (IGD), kemudian ke ruang rontgent.

Setelah menunggu beberapa jam, Nur yang belum bisa berdiri itu diperbolehkan pulang. Ia diharuskan kembali ke RSUD Kendal pada hari Senin (14/9/2015) untuk kontrol kesehatan.

Putri ketiga dari Marsin (52) ini berangkat dari Hongkong pada 10 September, lalu transit di Jakarta, dan Jumat (11/9/2015) pagi terbang ke Bandara Ahmad Yani, Semarang.

"Saya tiba di Semarang sekitar pukul 07.00 pagi. Saya diantar oleh seorang staf Kedutaan Besar Indonesia yang ada di Hongkong," kata Nur.

Dia menambahkan, dirinya sempat bekerja menjadi pekerja rumah tangga di Hongkong. Namun, baru bekerja selama empat hari, dia diberhentikan dengan tanpa alasan yang jelas. Sambil menunggu majikan yang baru, Nur ditampung di tempat penampungan TKW di Hongkong oleh agen.

"Ketika berada di penampungan, saya mengalami kecelakaan karena terjatuh di kamar mandi," ungkapnya.

Saat terjatuh, dia mengaku tidak bisa bangun. Ia ditolong oleh teman-teman sesama TKW. Nur mengatakan bahwa dirinya sempat dirawat di rumah sakit. Namun, keluar dari rumah sakit, ia sempat dibawa putar-putar oleh agen.

"Saya sempat mau diturunkan di sekitar pasar. Tapi, saya bilang, saya tidak punya rumah dan saudara. Saya harus tinggal di mana," ujarnya.

Nur kembali ditempatkan di penampungan TKW. Kasus Nur ini kemudian diketahui oleh Asosiasi Buruh Migran di Hongkong. Organisasi itu melakukan pendampingan hingga akhirnya dilaporkan ke Kedutaan Besar RI di Hongkong.

Oleh pihak kedutaan, dia lalu dipulangkan ke Kendal. Di ruang ICU Rumah Sakit Kendal, Nur sempat dijenguk oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kendal, Dewi, mantan Bupati Kendal Widya Kandi Sudanti, dan Dian Ika Sari dari PT ARNY.

Pada kesempatan itu, Widya mengimbau Kepala Disnakertrans agar menindak tegas PJTKI yang tidak bertanggung jawab.

"Kasihan para TKW kita kalau seperti hal ini dibiarkan," kata calon bupati tersebut.

Widya mengaku kemungkinan banyak TKW Kendal yang mengalami nasib buruk di negeri orang. Namun, kemungkinan karena tidak ada laporan, akibatnya tidak terpantau.

Sementara itu, Kepala Disnakertrans Dewi mengaku akan menindak tegas PJTKI nakal. Untuk kasus Nur ini, pihaknya akan melakukan penyelidikan.

"Kami akan mengundang PT ARNY," katanya.

Terkait hal itu, Kepala Cabang PT ARNY di Kendal, Dian Ika Sari, mengaku akan bertanggung jawab dengan peristiwa yang menimpa Nur. Ia berjanji akan memberikan semua hak TKW malang itu.

"Kami juga akan menegur agen yang ada di Hongkong. Sebab, agen itu juga tidak memberi tahu kepada kami kalau Nur terjatuh dan tidak bisa jalan. Kami juga meminta maaf kepada Nur dan keluarga," katanya.

Sebelumnya, ayah Nur, Marsin, telah melapor ke Jaringan Kerja Relawan Hak Asasi Manusia (Jakerham) Kendal, Rabu (9/9/2015). Ia melapor ke Jakerham karena anaknya, Nur Khalifatun (27), yang menjadi TKW di Hongkong, mengalami kecelakaan kerja.

Akibat kecelakaan itu, Nur mengalami kelumpuhan. Namun, pihak PJTKI, dalam hal ini PT ARNY, tidak memberitahukan kabar itu kepada keluarga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com