Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabut Asap Kian Pekat, Para Aktivis Gelar Aksi "Kalbar Menggugat"

Kompas.com - 11/09/2015, 19:21 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com - Puluhan aktivis dari berbagai elemen menggelar aksi "Kalbar Menggugat" terkait bencana kabut asap sebagai dampak dari kebakaran hutan dan lahan di Bundaran Untan, Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (11/9/2015).

Dalam aksi itu, para aktivis menyertakan petisi untuk mendesak kepolisian agar segera menangkap dan menyeret pengusaha pembakar lahan ke pengadilan. Koordinator lapangan aksi Kalbar Menggugat, Muhammad Lutharif mengungkapkan penindakan tegas menjadi salah satu upaya untuk memberikan efek jera kepada pelaku pembakaran hutan dan lahan terutama para pemegang izin konsesi.

“Instruksi Presiden terkait penanggulangan kebakaran adalah dengan melakukan tindakan tegas terhadap pelaku pembakaran hutan dan lahan, namun sampai dengan saat ini, pelaku pembakaran yang diperiksa adalah pelaku perorangan,” ujar Lutharif.

Lutharif menambahkan, sejauh ini belum melihat adanya tindakan tegas aparat hukum trkait berbagai kasus pembakaran hutan dan lahan yang mengarah pada pelaku korporasi. Jika dilihat dari analisa hotspot, lanjut Lutharif, menunjukkan sejumlah titik api berada wilayah perusahaan pemegang konsesi.

“Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) merilis, data hotspot dari satelit Modis pada pukul 17.00 wib, hingga Selasa tercatat sebaran titik panas berada di kalbar (346), Kalsel (102), Kalteng (744), Kaltim (55), Jambi (3) Babel (17), Lampung (3) dan Sumsel (47),” papar Lutharif.

Sementara itu dalam orasinya, salah seorang aktivis, Hermayani Putera menyebutkan hasil lain dari kebakaran hutan dan lahan adalah melonjaknya penderita infeksi saluran pernafasan  akut (ISPA) di Kota Pontianak, hingga dua kali lipat dibanding bulan sebelumnya.

Hermayani menambahkan, akibat kabut asap kualitas udara Kota Pontianak secara umum masuk kategori tidak sehat. “Dari data yang dihimpun, hingga pekan ke-35, sudah sekitar 1.219 masyarakat yang mengalami penyakit ISPA berobat ke berbagai puskesmas di Kota Pontianak. Hal ini menunjukkan kebakaran hutan dan lahan yang menimbulkan asap menyebabkan kerugian masyarakat di sektor kesehatan,” kata Hermayani.

Selain itu, lanjut dia, sektor pendidikan juga terkena dampak dengan diliburkannya para siswa akibat semakin pekatnya kabut asap yang menyelubungi Kota Pontianak. “Sektor ekonomi tidak kalah terkena dampak dengan banyaknya penerbangan dari dan ke Kota Pontianak yang harus tertunda dan bahkan batal karena jarak pandang yang tidak aman bagi penerbangan,” tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com