Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perambahan Hutan di Taman Nasional Gunung Rinjani Makin Parah

Kompas.com - 10/09/2015, 22:29 WIB
Kontributor Mataram, Karnia Septia

Penulis

MATARAM, KOMPAS.com - Kasus perambahan hutan di Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Nusa Tenggara Barat (NTB) semakin parah. Menurut sejumlah LSM pemerhati lingkungan, lambannya penanganan kasus perambahan ini telah mengakibatkan hutan seluas 50 hektar di Gunung Rinjani rusak.

Berdasarkan pantauan WWF Indonesia, perambahan hutan paling parah terjadi di Desa Bebidas, Lombok Timur, NTB. Perambahan hutan ini diduga dilakukan beberapa oknum warga yang tinggal di sekitar kawasan hutan sejak Juni 2015.

"Kami sekarang sedang melakukan investigasi tetapi berdasarkan data dari balai TNGR, perambahan yang terjadi saat ini sudah melebihi 50 hektar. Kami khawatir betul kalau ini tidak segera ditangani akan bisa meluas," kata Ridha Hakim dari WWF Indonesia.

Menurut Ridha, sebagai kawasan konservasi keberadaan hutan Gunung Rinjani merupakan jantung pulau Lombok. Kawasan ini sangatlah penting bagi perlindungan habitat alam, cadangan karbon, cadangan air dan memelihara keseimbangan lingkungan di wilayah sekitarnya.

WWF menilai, selama ini penanganan kasus perambahan hutan di Gunung Rinjani terkesan lambat. Padahal kasus ini cukup serius, karena jika dibiarkan begitu saja maka perambahan hutan dikhawatirkan akan semakin meluas. "Kami khawatir perambahan hutan Gunung Rinjani semakin parah dan meluas ke daerah lain," kata dia.

Terkait masalah ini, sejumlah LSM dan pemerhati lingkungan dari WWF Indonesia, Gema Alam, Transform, Samanta dan Koslata, mendesak pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk segera menyelesaikan persoalan perambahan hutan ini.

Koalisi LSM meminta kepada pemerintah untuk segera memfasilitasi penyelesaian aktivitas perambahan yang terjadi di kawasan TNGR sesuai hukum yang berlaku. Selain itu, pihaknya juga mendorong agar aparat kepolisian melakukan penyidikan dan menindak oknum pelaku perusakan kawasan hutan Gunung Rinjani.

"Kami mendorong kementrian LHK dan TNGR untuk lebih meningkatkan peran dan fungsi kawasan konservasi TNGR serta melakukan dialogh yang efektif dan pelibatan aktif masyarakat dalam pengelolaan kawasan konservasi TNGR," kata Muhammad Juaini aktivis LSM Gema Alam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com