Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Apa Kopi yang Siap Panen Saat Kemarau, Ternyata Kopi Gunung Kelir"

Kompas.com - 05/09/2015, 09:57 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Para petani kopi Gunung Kelir, Jambu, Kabupaten Semarang, menyatakan, siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Rasa percaya diri itu disampaikan Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kopi Gunung Kelir, Ngadianto, saat panen raya kopi yang dipusatkan di Sekretariat Kelompok Tani Rahayu IV, Jumat (4/9/2015) sing.

Menurut Ngadianto, saat ini penyerapan kopi dari petani ke koperasi sudah berjalan 30 persen atau 331,2 ton dari target sebanyak 1104 ton kopi potensi di wilayah Kecamatan Jambu. Pihaknya akan terus meningkatkaan produksi hingga mencapai angka maksimal.

Para petani saat ini tengah mencari sumber dana dari pemerintah maupun pinjaman pihak swasta untuk berbagai program yang sudah direncankan.

"Terutama untuk menstabilkan harga jual kopi di tingkat petani serta memproteksi harga. Warga di sini biasa membudidayakan kopi sampai pascapanen dengan gotong royong," katanya.

Selain peningkatan produksi, petani juga sangat memperhatikan kualitas dengan mulai mengurangi penggunaan pupuk kimia dan menggantikannya dengan pupuk kandang. Hal itu didukung dengan program yang disampaikan pemerintah pusat yakni Program Rembah Emisi Karbon.

"Ke depan kami akan mengembangkan kawasan edu dan agrowisata perkebunan kopi, termasuk mengembangkan sektor hilir berupa kedai kopi di Jalan Fatmawati, Kesongo, Tuntang," ujarnya.

Panen raya kopi juga dihadiri oleh Bupati Semarang Mundjirin, Kepala Distanbunhut Kabupaten Semarang, Urip Triyoga,  anggota Komisi B DPRD Jawa Tengah, Achsin Ma'ruf, anggota Komisi B DPRD Kabupaten Semarang, Said Riswanto, sejumlah petani kopi dari Kecamatan Banyubiru, Sumowono, dan Kecamatan Ungaran Barat, Muspika, serta beberapa pengusaha kopi.

Bupati Semarang Mundjirin mengatakan, bangga atas capaian petani kopi Gunung Kelir meski saat ini masih masuk musim kemarau.

"Saya sempat bertanya, apa ada kopi yang baik dan siap panen ketika kemarau, ternyata ada, salah satunya Kopi Gunung Kelir. Saya terima kasih kepada UGM yang telah melakukan pendampingan kepada petani," ucapnya.

Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Semarang, Said Riswanto, menandaskan, pemerintah harus mengambil peran dalam pemasaran kopi Gunung Kelir sehingga menguntungkan petani. Selain untuk pasar ekspor, kopi dari Dusun Sirap, Desa Kelurahan, Kecamatan Jambu ini pun, menurut Said, seharusnya bisa dipasarkan di toko modern yang saat ini banyak berdiri di Kabupaten Semarang.

"Yang saya tahu ada Perda tentang toko moderen. Kalau mau mendapatkan izin, bisa saja diwajibkan menjual produk lokal hasil bumi asli Kabupaten Semarang salah satunya Kopi Gunung Kelir," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com