Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalbar Gunakan Helikopter Rusia untuk Padamkan Kebakaran Hutan

Kompas.com - 03/09/2015, 20:51 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan satu unit helikopter jenis Kamov KA 32A11BC untuk melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan dengan teknik "water bombing" di Kalimantan Barat, Kamis (3/9/2015).

Heli buatan Rusia tersebut digunakan untuk memadamkan ratusan titik api yang tersebar di sejumlah kabupaten di Kalimantan Barat. Berdasarkan pantauan Kompas.com, helikopter ini mampu mengangkut air sebanyak 5.000 liter tersebut beroperasi di wilayah yang cukup luas di Kabupaten Kubu Raya.

Para awak yang menerbangkan helikopter itu yaitu pilot Kapten Sergei Zamchevskii dibantu kopilot Konstantin Oleiinik dan teknisi Aleksandr Kamornikov adalah para penerbang kawakan. Mereka memiliki lebih dari 2.000 jam terbang khususnya melakukan "water bombing" untuk memadamkan kebakaran hutan.

Dalam sekali terbang, helikopter ini mampu mengudara 2,5 hingga 3,5 jam, dengan menghabiskan 2.000 hingga 2.300 liter bahan bakar, tergantung jarak terbangnya. Komandan Satgas Water Bombing BPBD Kalbar, Bosman, mengatakan prioritas penanganan kebakaran dan kabut asap di wilayah dalam radius 50 mil laut di sekitar bandara Supadio, Pontianak.

Kawasan itu menjadi prioritas agar kabut asap yang terjadi tidak menggangu aktivitas penerbangan di Bandara Supadio. "Tujuan sementara status tanggap darurat kebakaran lahan dan kabut asap kali ini untuk dapat mengamankan areal sekitar bandara," kata Bosman, Kamis (3/9/2015).

Bosman menambahkan, jauhnya jarak beberapa kabupaten di Kalimantan Barat memang menjadi kendala upaya pemadaman kebakaran lahan. Jika helikopter Kamov yang digunakan untuk operasi "water bombing" itu harus kembali ke Pangkalan AU Supadio maka upaya pemadaman menjadi kurang efektif.

Sehingga, BPBD Kalbar berusaha memenuhi pasokan bahan bakar avtur ke Kabupaten Ketapang dan Putusibau demi menghemat waktu dan membuat upaya pemadaman kebakaran jauh lebih efektif.

"Jika ingin melakukan pemadaman di Ketapang hingga Putusibau kita harus dorong dulu  avturnya ke Ketapang, baru bisa kita melakuan water bombing disana," ujar Bosman sambil menambahkan operasi "water bombing" ini akan terus dilakukan hingga 30 November 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com