Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelundupan 6.725 Telur Penyu ke Malaysia Digagalkan

Kompas.com - 02/09/2015, 21:34 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com - Penyelundupan 6.725 butir telur penyu digagalkan petugas karantina Pelabuhan Sintete, Kecamatan Semparuk, Kabupaten Sambas, Minggu (31/8/2015). Ribuan telur tersebut diamankan dari seorang berinisial AL alias T yang membawa telur-telur itu dari daerah Tambelan, Kepulauan Riau, dengan menggunakan kapal.

Kepala BKSDA Kalbar, Sustyo Iriono menjelaskan, ribuan telur penyu tersebut rencananya akan dibawa ke Sarawak, Malaysia, melalui jalur darat di perbatasan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang.

"Kapal yang ditumpangi pelaku baru datang dan berlabuh di pelabuhan Sintete. Petugas Karantina pelabuhan kemudian menemukan telur tersebut dan mengamankan pelaku berikut barang buktinya" jelas Sustyo, Rabu (2/9/2015).

Koordinator Nasional Konservasi Spesies Laut WWF Indonesia, Dwi Suprapti mengapresiasi upaya penegakan hukum terhadap penyelundupan perdagangan ilegal telur penyu. Berdasarkan data yang dikumpulkan WWF Indonesia, menunjukkan kabupaten Sambas menduduki urutan kedua tertinggi atau 24 persen perdagangan telur penyu di Kalimantan Barat.

Sedangkan posisi tertinggi berada di Kota Pontianak, sebanyak 40 persen dari total keseluruhan yang ada. "Di kabupaten Sambas, perdagangan telur penyu teridentifikasi berada diwilayah kota Sambas, Tebas, Pemangkat, dan Paloh. Sebagian besar telur penyu yang diperdagangkan berasal dari kepulauan Riau dan sisanya dari Kecamatan Paloh" ujar Dwi.

Lokasi tempat telur penyu dengan mudah diperdagangkan biasanya adalah pasar tradisional. Selain itu, telur penyu juga masih terlihat dijual bebas di kafe-kafe maupun agen-agen rumahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com