Richard yang saat itu memakai celana pendek dan sandal jepit mengamuk sambil menujuk-nunjuk Ketua DPRD yang memimpin rapat.
"Saya tersinggung dengan Ketua DPRD, dia buat rapat tanpa sepengetahuan saya. Dia tidak mau berkoordinasi dengan saya," kata Richard saat menyampaikan keterangan pers seusai insiden itu.
Dia menuding, Ketua DPRD telah menggelar rapat tersebut secara diam-diam, padahal rapat itu seharusnya dikoordinasikan terlebih dahulu. Dia juga menilai, sikap Ketua DPRD sangat arogan dalam menjalankan tugasnya sebagai pimpinan DPRD. Menurut Richard, sesuai tata tertib, seharusnya, setiap agenda maupun rapat yang hendak dilakukan harus terlebih dahulu dikoordinasikan. Dia pun menuding Ketua DPRD telah menyalahi tatib karena seharusnya menjadi pimpinan dalam rapat pansus.
"Coba lihat di tatib itu apa yang dilakukan dia telah menyalahi aturan. Masa Ketua DPRD pimpin pansus? Sudah kami bicarakan, tetapi dia memang arogan, tidak pernah mau koordinasi, padahal dalam tatib itu tidak ada yang namanya ketua, tetapi pimpinan DPRD. Segala keputusan itu diambil secara kolektif kolegial," ujarnya.
Dia mengaku tidak masalah baginya jika rapat itu terus dilanjutkan, tetapi yang terpenting hal itu terlebih dahulu dikoordinasikan dengannya. Sebab, sedari awal, Ketua DPRD telah memberikan kewenangan kepadanya untuk memimpin rapat.
"Saya dari awal telah diminta Ketua DPRD untuk memimpin masalah ini. Mengapa belakangan dia mengambil alih dan tidak berkoordinasi dengan saya? Bayangkan saja rapat sudah dimulai, saya baru terima undangan pagi tadi. Ini sudah menyangkut harga diri, lho," ujarnya dengan nada emosi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.