Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsultasi Partai Golkar di KPU Mataram Berlangsung Ricuh

Kompas.com - 28/08/2015, 20:24 WIB
Kontributor Mataram, Karnia Septia

Penulis

MATARAM, KOMPAS.com - Konsultasi Partai Golkar terkait masalah pendaftaran ulang di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Mataram berlangsung ricuh. Kericuhan terjadi setelah keduanya tidak menemui kata sepakat terkait pendaftaran pasangan "Sahaja" (Salman dan Jana Hamdiana).

Keributan terjadi setelah konsultasi yang digelar secara tertutup di ruangan kantor ketua KPU Kota Mataram tersebut tidak menjumpai titik temu. Sempat terjadi keributan dan aksi saling dorong di dalam ruang KPU, namun keributan dapat segera diredam oleh aparat kepolisian yang menjaga ketat jalannya pertemuan.

Konsultasi Partai Golkar dengan KPU Kota Mataram dilaksanakan sejak pagi sekitar pukul 09.30 Wita. Saat itu, rombongan Partai Golkar yang dipimpin Ketua DPD II Ahyar Abduh dan Mohan Roliskana datang ke kantor KPU bersama pasangan "Sahaja", kuasa hukum, dan beberapa pengurus partai. Pertemuan tersebut sempat ditunda dan dilanjutkan kembali pada pukul 14.00 Wita.

Namun hingga sore hari, konsultasi yang semula berjalan alot tersebut kian memanas dan tidak menjumpai titik temu. Bakal calon wali Kota Mataram, Salman memprotes karena KPU Kota Mataram dianggap tidak tunduk pada keputusan Panwaslu Kota Mataram. Menurut dia, hasil keputusan panwaslu sudah jelas, yaitu KPU diperintahkan untuk menerima pendaftaran pasangan "Sahaja" dan melakukan proses verifikasi.

Pihak "Sahaja" menolak melakukan daftar ulang karena menurutnya, Golkar sudah mendaftarkan pasangan "Sahaja" sebagai bakal calon wali kota dan wakil wali kota Mataram pada tanggal 2 Agustus 2015 lalu. Ia mengatakan, tidak ada pendaftaran kembali karena dalam surat KPU pusat tidak ada istilah pendaftaran ulang.

"Harus dipahami, kami dari Partai Golkar intinya taat aturan. Kami disarankan untuk membawa sengketa ini melalui jalur hukum kami sudah tempuh. Ketika putusan sudah memihak kepada Partai Golkar kenapa KPU sekarang tidak patuh pada putusan Panwaslu. Itu yang membuat kita emosi," kata Salman.

Terkait hal ini, Ketua KPU Kota Mataram Ainul Asikin menjelaskan konsultasi ini dilakukan sesuai dengan permintaan Partai Golkar untuk masalah pendaftaran "Sahaja". Namun sampai saat ini belum ada kata sepakat.

"Ada perbedaan pendapat penafsiran, mereka minta supaya mengakui pendaftaran tanggal 2 Agustus. Kami ingin pada surat KPU nomor 502 harus mendaftar ulang. Kemarin kan sosialisasi dan tidak ada bantahan, semua setuju. Termasuk tahapan-tahapan yang kami rencanakan," kata Asikin.

Sementara itu, terkait tudingan yang menyebutkan bahwa KPU tidak mau tunduk pada putusan Panwaslu, Asikin mengatakan bahwa KPU bukan tidak bersedia tetapi belum bisa melaksanakan keputusan tersebut. Sebab, saat itu sudah ada SK penundaan pilkada sampai tahun 2017.

"Sejak tanggal 13 Agustus kita sudah membuat SK penundaan pilkada sampai tahun 2017. Sehingga kami tidak dapat laksanakan putusan Panwaslu, sehingga kami tindaklanjuti dengan konsultasi ke KPU RI," kata dia.

Komisioner KPU Kota Mataram Bedi Saparwadi menambahkan, surat yang diterbitkan oleh KPU RI tersebut merupakan tindak lanjut dari rekomendasi Panwaslu. Beberapa poin dalam surat tersebut di antaranya mencoret Golkar dari paket "Aman", melakukan sosialisasi selama tiga hari dan pendaftaran selama tiga hari.

"Temen-temen Partai Golkar tadi beda persepsi. Kita persepsinya pendaftaran baru, tapi teman-teman dari Golkar tadi itu pendaftaran lanjutan dari tanggal 2 Agustus. Nah, ini yang masih akan kita konsultasikan ke KPU RI supaya jelas permasalahannya," kata Bedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com