Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pansel Diminta Tak Pilih Calon Pimpinan KPK Cuma Berdasar pada Institusi Asal

Kompas.com - 28/08/2015, 14:59 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) UGM Zaenurrohman mengingatkan agar panitia seleksi calon pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak memilih berdasarkan perwakilan dari latar belakang institusi asal saja.

"Jangan sampai panitia seleksi calon pemimpin KPK memilih nama berdasarkan perwakilan dari latar belakang institusi asal," ujarnya saat konferensi pers bersama Koalisi Masyarakat Antikorupsi Yogyakarta, Jumat (28/8/2015).

Dia menuturkan, jika sampai pimpinan KPK di pilih berdasarkan institusi asal maka ini akan berbahaya. Pasalnya, tugas KPK adalah memberantas korupsi tanpa pandang institusinya.

"Ya akan berbahaya bagi independensi dalam menjalankan kerja-kerjanya memberantas korupsi," tandasnya.

Selain itu, Zaenurrohman juga mengatakan pemimpin KPK harus berani mati. Jika ada calon yang menyatakan tidak berani mati maka harus segera mengundurkan diri. Sebab, lanjutnya, kalau tidak berani maka agenda pemberantasan korupsi semakin berat.

"Jika tidak berani kenapa melamar, lebih baik di rumah saja," pungkasnya.

Saat ini, menurut dia, masyarakat tidak membutuhkan calon pimpinan KPK yang baru belajar, tetapi masyarakat butuh calon pemimpin KPK yang berpengalaman dalam pemberantasan korupsi.

"Kami tidak butuh yang baru belajar atau yang hanya mencari kerja. Kami butuh yang berpengalaman," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com