Berdasarkan penelusuran, pemilik akun @LuciaRetnoo, misalnya, membandingkan dua nama unik tersebut.
"Kmaren di Banyuwangi ada yg namanya Tuhan, skrng di Palembang ada yg namanya Saiton," tulisnya.
Hal serupa juga dilontarkan oleh pemilik akun @4d_h1m.
"Nama orang aneh2, ada yg namanya tuhan, ada juga yang namanya saiton," tulisnya.
Fenomena nama Tuhan dan Saiton turut dikomentari dosen Filsafat Universitas Indonesia (UI), Rocky Gerung, di akun Twitter-nya, @rockygerung.
"Tuhan. Saiton. Usilitas," tulisnya.
Guru bergelar magister
Ketika ditemui, Kamis (27/8/2015), Saiton mengaku bahwa dirinya menyadari nama yang diberikan oleh orangtuanya menimbulkan persepsi sosok yang menyeramkan dan jahat di pikiran orang lain.
"Nama boleh seram, tetapi sifat janganlah seperti itu," ujarnya bercanda.
Berdasarkan data di kartu pengenalnya, Saiton sehari-hari bekerja sebagai guru. Selain itu, dia memiliki gelar MSi atau magister sains.
Hal ini terlihat dalam kehidupannya sehari-hari. Saiton taat melakukan ibadah. Ketika azan dzuhur berkumandang siang ini, misalnya, Saiton langsung bergegas menuju mushala di SMK Bimtek.
"Nanti ya, saya shalat dulu ya," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.