Informasi yang diperoleh Kompas.com, warga sekitar yang mendengar peristiwa kebakaran langsung berusaha untuk memadamkan api. Namun, karena bangunan yang terbuat dari bahan yang mudah terbakar itu, warga pun tidak bisa berbuat banyak untuk menyelamatkan korban dan memadamkan api.
Salah seorang saksi mata, Tajuddin (27) mengaku kaget saat api telah membesar ketika melintas di lokasi kebakaran. Menurut dia, korban yang tewas terpanggang di dalam rumah yang terbakar tersebut sulit untuk menyelamatkan diri lantaran menderita lumpuh.
"Kebetulan saya tadi melintas, ketika mendengar teriakan api, api, begitu saya lihat api tersebut langsung membesar dan langsung saya berteriak dan hubungi pemadam," jelasnya.
Sebanyak 3 (tiga) unit mobil pemadam kebakaran milik Pemerintah Kabupaten Bone diterjunkan ke lokasi guna menjinakkan api yang telah menghanguskan dua rumah masing-masing milik Sanatang dan Cakka. Namun angin yang bertiup kencang menyebabkan api menjalar dan melahap habis satu unit rumah milik Andi Mappareppa.
Petugas Kepolisian Sektor (Polsek) Taneteriattang yang tiba di lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan membawa jasad Cakka ke Rumah Sakit Umum (RSU) Tenriawaru untuk dilakukan otopsi. Hingga berita ini diturunkan, penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan. Sementara kerugian materil ditaksir mencapai Rp 120 juta.
"Satu korban meninggal dunia karena korban memang mengalami penyakit lumpuh, dan penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan," jelas Kompol Jasardi, kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Taneteriattang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.