Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Perahu Pinisi, Kapolda Sulselbar Rogoh Koceh Rp 2,3 Miliar

Kompas.com - 26/08/2015, 14:53 WIB
Kontributor Makassar, Hendra Cipto

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com - Kepala Polda Sulselbar Inspektur Jenderal (Irjen) Anton Setiadji membuat sebuah perahu Pinisi di depan Benteng Fort Rotterdam. Perahu leluhur itu diberi nama Pinisi Pusaka Indonesia yang telah selesai dibuat dan diluncurkan di Tanjung Pandang, Makassar, Rabu (26/8/2015).

Kapal Layar Motor (KLM) Pinisi Pusaka Indonesia sepanjang 26,5 meter dengan lebar 5,4 meter, tinggi tiga meter dan tinggi layar 18 meter ini dikerjakan selama lima bulan dua minggu.

Perahu ini dikerjakan oleh lima orang yang didatangkan dari Desa Ara, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba. Selain lima orang perakit perahu, sebanyak 20 tenaga pembantu didatangkan dari Desa Tana Beru, Kabupaten Bulukumba.

Ke semua tenaga perakit Pinisi Pusaka Indonesia ini berasal dari asal mulanya perahu Phinisi muncul dan menaklukkan perairan di dunia yang hanya menggunakan layar.

Menurut Rudi T Mintarto, yang bertindak sebagai penanggungjawab, perakitan kapal ini menelan anggaran Rp 2,3 miliar. Biayanya berasal dari Kepala Polda Sulselbar.

Kapal ini secara simbolik ditarik oleh Kapolda Sulselbar dibantu seratusan anggota gabungan Polri dan TNI Angkatan Laut dengan menggunakan tali kapal. Perahu ditarik ke air dengan menggunakan katrol yang dilengkapi per dengan bantalan kayu bundar, untuk meringankan beban.

Diperkirakan, dibutuhkan waktu sampai dua hari hingga KLM Pinisi Pusaka Indonesia bisa terapung di air. Peluncuran harus menunggu laut pasang agar memudahkan kapal bisa terbawa ke dalam air.

Kemudian, setelah kapal mengapung di air, pekerja kembali harus melakukan pengerjaan finishing selama sekitar dua bulan.

Rudi menjelaskan, KLM Pinisi Pusaka Indonesia dibuat dari bahan kayu besi untuk lambung kapal, kayu jati untuk lantai dan dinding kapal, kayu bitti untuk siku kapal, kayu pade untuk rangka kapal.

"Ide pembuatan KLM Pinisi Pusaka Indonesia dari Kapolda Sulselbar setelah bertemu di sebuah pertemuan diskusi. Perahu ini dibangun untuk edukasi, mendukung pariwisata di Sulsel. Ke depannya, ada sebuah perusahaan dan yayasan yang mengelola KLM Pinisi Pusaka Indonesia untuk pemeliharaannya," kata Rudi.

Sebagai warga Makassar, Anton Setiadji mengaku akan mengangkat budaya Sulawesi yakni perahu phinisi. Menurut dia, pembuatan perahu phinisi pertama dibuat di Makassar dan itu menjadi terobosan untuk Kota Makassar yang menjadi tempatnya bertugas.

"Perahu phinisi dibuat di Panrita Lopi, Bulukumba itu sudah biasa. Baru kali ini ada perahu phinisi dibuat di Makassar. Saya selaku warga Sulsel mengangkat budaya leluhur. Di situ juga sebagai cindera mata bahwa saya pernah bertugas di sini. Ke depannya, KLM Pinisi Pusaka Indonesia akan dikomersilkan untuk menunjang biaya pemeliharaan yang anggarannya sangat besar. Tujuan dari phinisi ini pun untuk edukasi dan wisata," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com