Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditemukan 104 Titik Api di Lampung, Terbanyak di Ladang Tebu

Kompas.com - 25/08/2015, 14:08 WIB
Kontributor Lampung, Eni Muslihah

Penulis

BANDARLAMPUNG, KOMPAS.com - Titik kebakaran lahan banyak ditemukan pada perkebunan tebu di Lampung. Menurut Kepala BKSDA Lampung Subakir, Selasa (25/8/2015) ada 104 titik api yang terpantau pada musim kemarau ini.

Pantauan Satelit NOAA 84 persen titik api kerap muncul di perusahaan perkebunan seperti PT Pusaka Sakti Manis Indah (PSMI) di Waykanan, PT Indo Lampung di Tulangbawang, PT Bunga Mayang di Lampung Utara, PT Gunung Madu Plantation (GMP) dan PT Gula Putih Mataram (GPM) di Lampung Tengah.

Sedangkan di kawasan hutan ditemukan 13 persen paling banyak di Taman Nasional Way Kambas (TNWK) sebanyak 12 titik, satu titik di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dan sejumlah register di Provinsi Lampung.

Subakir mengatakan, terpantaunya titik api pada sejumlah perkebunan di Lampung karena adanya aktivitas musim panen. "Kegiatan ini tidak bisa dihentikan karena ada ribuan buruh yang bekerja pada perusahaan itu. Namun kami menyiasatinya dengan mengatur waktu pembakaran. Misalnya pada malam hari dan tidak dalam waktu bersamaan," kata dia.

Selain itu, BKSDA juga sudah bekerjasama dengan perusahaan perkebunan itu dengan membentuk masyarakat peduli api (MPA) di sekitar perusahaan. MPA ini bekerja secara sukarela dalam mengantisipasi terjadinya kebakaran lahan dan hutan agar tidak meluas.

"Kami tak ingin kondisi ini lebih parah dari Provinsi Riau, karena itu tim pengendali kebakaran hutan ditambah jumlahnya dan kegiatan apel siaga kebakaran hutan kali ini melibatkan petugas dan juga masyarakat," kata dia.

Lebih lanjut, dia mengatakan, BKSDA Lampung sebagai koordinator pencapaian kinerja pengendalian kebakaran hutan dan lahan ditargetkan menurunkan hotspot dengan toleransi 882 titik. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com