Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Pengejaran Teroris, Ratusan Petani Tak Bisa Berkebun

Kompas.com - 23/08/2015, 22:54 WIB
Kontributor Poso Kompas TV, Mansur

Penulis

POSO, KOMPAS.com - Pengejaran kelompok teroris oleh Kepolisian di Gunung Langka, Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, berdampak pada aktivitas warga. Ratusan warga yang berprofesi sebagai petani kebun tidak bisa bekerja sehingga menimbulkan kekhawatiran kerawanan pangan.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Minggu (23/08/2015), kondisi perkebunan di sekitar kaki Gunung Langka, Kecamatan Poso Pesisir Utara tampak sepi. Sebelumnya, di wilayah tersebut terjadi baku tembak antara polisi dan kelompok teroris.

Sebagian besar warga yang kesehariannya berkebun kini terpaksa tetap di rumah masing-masing. Mereka kini hanya mengurus ternak seperti sapi dan kambing. (baca: Kapolri Beberkan Kronologi Baku Tembak dengan Teroris di Poso)

Rio (30), warga Desa Trimulya mengaku, setelah terjadinya kontak senjata pada Senin (17/8/2015), dirinya bersama warga lainnya memilih tidak berkebun karena takut. Terlebih lagi adanya larangan dari kepolisian agar sementara waktu para petani tidak beraktifitas di lokasi yang menjadi tempat operasi pengejaran teroris.

"Saya berharap kondisi seperti ini tidak berlangsung lama. Kalau tidak berkebun, anak dan istri saya mau dikasih makan apa? Untuk sementara kita masih mengandalkan uang tabungan yang ada," keluh Rio. (baca: Persempit Ruang Gerak Kelompok Santoso, Polisi Gelar Razia)

Hasiman, Kepala Desa Trimulya mengungkapkan kekhawatiran terhadap kerawanan pangan yang akan dihadapi warganya. Pasalnya, sekitar 70 persen warganya mengandalkan hasil kebun. Sudah seminggu terakhir warga tidak beraktivitas di kebun.

"Masyarakat saya ini kan sebagian besar memang berkebun di area itu, di atas di pegunungan. Jadi kalau saya melihat jumlah penduduk saya saja 478 KK, kalau kita ambil saja 70 persen masyarakat saya yang harus berkebun di atas, berarti ada sekitar 300 KK yang bisa berdampak langsung,” ujar Hasiman.

Sementara itu, Kapolres Poso AKBP Ronny Suseno membenarkan adanya larangan bagi warga agar tidak berkebun di lokasi pengejaran teroris. Suseso memprediksi, warga diminta tidak beraktivitas hanya selama tujuh hari sejak terjadinya kontak senjata. (baca: Polisi Gelar Benda-benda Milik Kelompok Teroris Poso)

"Kita sudah memberikan pengertian kepada masyarakat yang tinggal diseputaran itu untuk turun dan tidak beraktifitas sementara. Prediksi kami larangan tersebut paling lama tujuh hari setelah situasi di TKP sudah kembali dalam kondisi aman," katanya.

Selain Desa Trimulya, dampak serupa terjadi di Desa Kilo dan Desa Kamiasi. Masyarakat di tiga desa tersebut berharap agar pemerintah secepatnya memberikan solusi agar para petani bisa beraktivitas kembali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com