Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

175 Hektar Sayur-mayur Gagal Panen karena Kemarau, Petani Rugi Puluhan Juta Rupiah

Kompas.com - 18/08/2015, 12:08 WIB
Kontributor Poso Kompas TV, Mansur

Penulis

POSO, KOMPAS.com - Sebanyak 175 hektar areal perkebunan jenis sayur mayur (holtikultura) milik petani di Desa Maholo, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, mengalami gagal panen yang menyebabkan kerugian sampai puluhan juta rupiah. Gagal panen yang dialami para petani tersebut disebabkan oleh musim kemarau yang melanda dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.

Dari pantauan di lokasi, Senin (17/8/2015), ratusan hektar areal perkebunan yang mengalami kekeringan hingga gagal panen tersebut terdiri dari cabai keriting, tomat, kol, bawang merah dan bawang putih.

Selain tanaman yang gagal panen, ratusan kilogram bibit bawang yang sudah disemaikan oleh para petani di lokasi juga ikut kering hingga mati karena kekurangan air akibat kemarau.

Menurut pengakuan Ketua Kelompok Tani Sumber Makmur di Desa Maholo, Mansur (40), kerugian petani yang disebabkan oleh musim kemarau tersebut mencapai kisaran Rp 50 juta di luar harga bibit.

Dia mengatakan, seluruh lokasi tanaman sayur yang gagal panen tersebut selama ini hanya bergantung pada air hujan dan aliran irigasi sungai Maholo yang debit airnya sudah berkurang.

"Kami betul-betul gagal panen. Semua anggota kelompok tani mulai mengeluh akibat kerugian yang diiakibatkan oleh musim kekeringan," ujar Mansur.

Dia menambahkan, akibat gagal panen tersebut, seluruh harga sayur-mayur di wilayah tersebut mengalami kenaikan hingga tiga kali lipat dari harga sebelumnya. Harga tomat yang sebelumnya hanya Rp 2.000 per kilogramnya naik menjadi Rp 7.000 per kilonya. Begitu juga dengan sayur kol yang sebelumnya Rp 3.000 per kilo naik menjadi Rp 10.000 per kilo.

"Semua harga sayur naik, tapi kendalanya stok sayur yang kurang akibat gagal panen," jelas Mansur.

Sementara itu, Kepala Cabang Pertanian Kecamatan Loreh Timur Maksi Kawuwung yang dikonfirmasi membenarkan bahwa total keseluruhan kebun petani yang mengalami gagal panen di Lore Timur mencapai 175 hektar akibat musim kemarau yang terjadi sejak bulan awal Juni 2015.

Menurut dia, kemarau panjang yang terjadi tersebut adalah untuk yang kedua kalinya sejak dua puluh tahun yang silam yang pernah melanda Desa Maholo dan sekitarnya.

"Saya berharap pemerintah pusat bisa turun tangan untuk melihat langsung kondisi kekeringan sehingga bisa memberikan bantuan kepada petani setempat," tutur Maksi Kawuwung.

Kecamatan Lore Timur atau lebih dikenal sebagai wilayah Napu yang berjarak sekitar 150 kilometer dari pusat kota Poso merupakan sebagai salah satu wilayah pusat sentra produksi pertanian jenis sayur-mayur untuk provinsi Sulawesi Tengah, khususnya Kabupaten Poso.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com