Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ojek Pangkalan di Kota Bandung Tolak Keberadaan Go-jek

Kompas.com - 13/08/2015, 18:10 WIB
Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Ekspansi ojek berbasis aplikasi Go-jek di Kota Bandung mulai ditentang para tukang ojek konvensional. Keberadaan Go-jek dianggap telah mematikan eksistensi ojek pangkalan yang sudah hadir sejak lama.

Bahkan, di beberapa pangkalan, para tukang ojek terang-terangan memasang spanduk larangan masuk bagi pengendara Go-jek. Salah satunya di Pangkalan Ojek Cigadung II Jalan Rancakendal, Kecamatan Cibeunying, Kota Bandung. Para tukang ojek di wilayah tersebut memasang spanduk bertuliskan, "Gojeg dilarang asuk wilayah ini" di pangkalan mereka.

Salah seorang tukang ojek pangkalan, Udung (55), mengatakan, spanduk tersebut telah dipasang beberapa bulan lalu. Menurut dia, keberadaan Go-jek dianggap menggagu dan mengurangi pemasukan para tukang ojek pangkalan.

"Biasanya sehari dapat Rp 50.000, sekarang paling Rp 30.000. Langganan sudah pada kabur. Tapi saya juga tidak tahu (langganan) naik Go-jek atau tidak, tapi yang jelas sejak adanya Go-jek penghasilan menurun," ucap Udung, Kamis (13/8/2015).

Dia berpendapat, pengendara Go-jek telah melanggar salah satu norma yang sudah lama dianut para tukang ojek pangkalan.

"Kalau mereka kan bisa mangkal dimana saja, kalau ojek konvensional saling mendukung menghargai hak wilayah masing-masing," tegasnya.

Hal senada juga diungkapkan salah seorang tukang ojek pangkalan di Babakan Sembung RW 12, Kelurahan Sekeloa, Kecamatan Coblong, Trisno (53). Dia mengaku cukup keberatan dengan keberadaan Go-jek di Bandung.

"Kata saya, mending tidak ada karena mengganggu, langganan kan tidak ada. Go-jek juga berdampak pada sopir taksi. Semua larinya ke Go-jek karena lebih cepat," jelasnya.

Meski demikian, Trisno mengaku tak ingin menggunakan kekerasan untuk menghalau para pengendara Go-jek seperti yang terjadi di daerah lain. Dia berharap, pemerintah memberikan solusi agar eksistensi ojek konvensional tetap terjaga.

"Dulu ada Go-jek yang lewat sini, tapi di sini agak toleransi lah. Untungnya para tukang ojek di sini pada baik, ya mungkin bukan rezekinya," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com