Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Mengering Saat Akan Digunakan untuk Padamkan Kebakaran Hutan

Kompas.com - 13/08/2015, 06:04 WIB
PALANGKA RAYA, KOMPAS.com - Meluasnya kebakaran lahan dan semak belukar yang terjadi di daerah pinggiran Kota Palangka Raya menimbulkan kecemasan banyak kalangan di ibukota Provinsi Kalimantan Tengah, termasuk Rektor Universitas Muhammadiyah yang harus mengerahkan para karyawan dan langsung memimpin pemadaman kebakaran lahan gambut.

Rektor UMP Bulkani bersama 25 orang karyawan dan perwakilan mahasiswa dengan sejumlah perlengkapan pemadaman kebakaran lahan gambut termasuk dua mesin pompa air, Rabu pagi melakukan aksi pemadaman dan melokalisir kawasan lahan gambut yang terbakar dari sisa pembakaran yang dilakukan warga pemilik lahan untuk membersihkan lahan.

Seluruh Wakil Rektor, dekan, sejumlah pejabat, karyawan dan mahasiswa pada universitas swasta terbanyak jumlah mahasiswanya di Provinsi Kalteng itu tampak bersemangat dalam kegiatan pemadaman kebakaran lahan yang terjadi di lingkar luar kota Palangka Raya tepatnya di kawasan lahan pengembangan kampus-2 UMP di Jalan Anggrek arah seberang Terminal Akap.

Rektor UMP Bulkani menyatakan akan terus menurunkan tim serbu api yang ada pada kampus UMP guna mengatasi kebakaran lahan gambut yang sudah menimbulkan dampak bagi masyarakat di daerah setempat.

Kota Palangka Raya dalam beberapa hari belakangan mulai diselimuti kabut asap tipis dengan bau menyengat. Namun kabut asap belum terlalu mengganggu jarak pandang pengendara maupun bagi arus penerbangan udara dari dan ke bandara Tjilik Riwut Palangka Raya.

Pejabat pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Palangka Raya, Wawan Berlianson menyatakan terus meluasnya sebaran titik api kebakaran lahan dan semak belukar di pinggiran Kota Palangka Raya, mulai membuat repot dan kewalahan para petugas yang tergabung dalam Tim Serbu Api.

"Kami mulai kesulitan untuk memadamkan titik api meskipun api kecil dan baru, karena sumber air yang biasa diambil dari parit besar yang mengelilingi lahan saat ini sudah mengering karena lama tidak hujan," kata Peri Abuk seorang petugas Tim Serbu Api saat berupaya memadamkan kebakaran lahan di kawasan kampus II Universitas Muhammadiyah Palangkaraya di kawasan jalan lingakar luar Palangka Raya, Rabu (12/8/2015).

Kawasan kampus II Universitas Muhammadiyah Palangka Raya seluas 20 hektar dalam sepekan terakhir terdapat titik api yang diperkirakan dari rembetan dan sisa pembakaran lahan yang dilakukan warga pemilik kavling tanah di sekitar kampus.

Jalan lingkungan dibangun pihak UMP untuk memberikan akses jalan bagi para pemilik kaving tanah, tampak terus mengeluarkan asap yang berarti api terus membakar dan menjalar bagian bawah jalan yang berupa lahan gambut dan mudah terbakar saat kekeringan.

Sebagian badan jalan juga mulai anjlok dan terputus karena bagian bawah jalan sudah kosong, karena gambut yang menjadi pondasi badan jalan terbakar bersamaan masa kekeringan dan tidak ada hujan deras dua bulan terakhir.

Menurut Peri Abuk, petugas Tim Serbu Api dengan perlengkapan peralatan pembatas lahan terbakar dan mesin pompa air tidak bisa banyak berbuat karena kesulitan sumber air yang selama ini mengandalkan air dari saluran pengeringan yang terdapat di daerah pinggiran kota Palangka Raya.

Bagi warga yang membutuhkan bantuan pemadaman dalam skala titik api banyak dan besar disarankan untuk bisa langsung dating ke Posko Tim Serbu Api agar bisa segera ditindaklanjuti dengan mengerahkan kendaraan tangki air skala besar.

Sedangkan bagi perusahaan, lembaga atau pihak-pihak pemilik lahan yang membutuhkan bantuan Tim Serbu Api dalam penanganan titik api agar dapat menghubungi serta berkirim surat ke Posko atau langsung ke Badan Penanggulangan Bencana Nasional Daerah setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com