Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trayek Tol Laut Masih Kurang Peminat

Kompas.com - 12/08/2015, 15:56 WIB
Kontributor Lampung, Eni Muslihah

Penulis

BANDARLAMPUNG, KOMPAS.com - Kapal penyeberangan tol laut Lampung - Surabaya baru diminati 30 persen penumpang. Menurut sumber dari PT Atosim Pelayaran Lampung yang enggan disebut namanya, pada Rabu (12/8/2015), sebagian besar penumpang adalah sopir truk yang membawa muatan barang.

"Awalnya pernah sampai 80 persen, tapi sekarang maksimal sekali jalan kapal kami hanya penuh 30 persen," kata dia, Rabu.

Ada dua kapal yang beroperasi, yakni KMP Mutiara Persada III dan KMP Mutiara Sentosa. Dalam seminggu secara bergantian tiga kali perjalanan. Tarif yang ditawarkan trayek Pelabuhan Panjang - Tanjung Priok relatif murah. Untuk kelas ekonomi penumpang dewasa Rp 350.000, sudah termasuk makan selama perjalanan dan Rp 15 juta untuk kendaraan golongan IX atau truk tronton dan Rp 2,5 juta untuk kendaraan pribadi.

Udin (45), sopir truk pengangkut komoditas mengaku terbantu dengan adanya tol laut Lampung-Surabaya.

"Hemat di ongkos dan cepat sampai ke tujuan," katanya.

Namun demikian, ia juga mengeluhkan perjalanan melalui tol laut tak menguntungkan bagi dirinya dan sopir lainnya untuk mendapatkan seseran di jalan.

"Pakai tol laut ini kalau sifatnya urgen saja. Tapi kawan-kawan lainnya lebih memilih jalur darat saja," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Panjang Bandarlampung Hendry Tondang mengatakan, kehadiran tol laut memiliki prospek yang baik ke depan.

"Keliatannya animonya adalah ya, tapi sejauh ini baru satu operator yang beroperasi, belum ada investor lain yang masuk," katanya.

Ia sepenuhnya mendukung program tol laut yang dijalankan pemerintah pusat. Ini merupakan proyek percontohan di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com