Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Indonesia Akan Jadi Pengekspor Ikan Nomor Satu dalam 3-5 Tahun ke Depan"

Kompas.com - 06/08/2015, 17:06 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis


PONTIANAK, KOMPAS.com — Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Dirjen PSDKP) Asep Burhanudin menyatakan, Indonesia bisa menjadi pengekspor ikan nomor satu di dunia dalam 3-5 tahun ke depan. Pernyataan tersebut disampaikan Asep dalam rilis tangkapan 10 kapal Vietnam di Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pontianak, Kamis (6/8/2015).

"Saya optimistis 3-5 tahun ke depan Indonesia akan menjadi pengekspor ikan nomor satu di dunia karena lebih dari 5.000 jenis ikan ada di tempat kita," ujar Asep, Kamis.

Sikap optimistis Asep tersebut disampaikannya saat menyampaikan cerita tentang sejumlah nelayan di Bali yang mendapatkan hasil tangkapan ikan tertentu dalam jumlah besar. Ikan tersebut awalnya sulit untuk diperoleh nelayan di Bali. Namun, saat ini, menurut dia, hasil tangkapan jauh dari sebelumnya.

"Sebelum moratorium, dalam dua minggu, mendapatkan ikan tiga ton saja setengah mati. Sekarang melaut dua minggu bisa dapat 17 ton," kata Asep.

Kondisi tersebut, lanjutnya, merupakan salah satu dampak dari moratorium dan penegakan kedaulatan di wilayah perairan. Asep mencontohkan, negara yang suka melakukan illegal fishing, seperti Thailand, saat ini sudah mendapatkan kartu kuning dari Eropa.

"Namun, kendala yang ada saat ini, ikan yang didapat tidak bisa langsung dijual lantaran perusahaan nakal tempat biasa menjual ikan dibekukan akibat melanggar aturan. Saat ini, ikan-ikan tersebut sementara waktu dibeli oleh Kementerian Perikanan," katanya.

Asep menambahkan, Kementerian Kelautan dan Perikanan saat ini akan membangun pabrik es di berbagai tempat. Pabrik tersebut tidak hanya yang berada di daratan, tetapi juga dengan sistem mobile sehingga bisa menyuplai kebutuhan para nelayan.

Selain itu, dukungan bahan bakar minyak (BBM) untuk kapal pengawas perikanan juga sudah meningkat. Sebelumnya, pasokan BBM untuk operasional kapal pengawas hanya untuk 62 hari saja.

Saat ini, pasokan BBM tersebut cukup untuk operasional 27 kapal pengawas milik PSDKP selama 280 hari dalam satu tahun.

"Biaya kedaulatan itu tidak terhingga dan biaya pengamanan itu juga mahal. Dukungan BBM untuk kapal pengawas saat ini cukup untuk 280 hari. Perang itu tidak bisa direncanakan, tetapi persiapan untuk perang itu yang perlu dipersiapkan," katanya.

Kondisi ini tentu saja harus dikelola secara maksimal. Sinergi antar-stakeholder dalam upaya pemberantasan kegiatan illegal fishing harus didukung berbagai instansi terkait. Sinergi tersebut juga harus dipertahankan dan ditingkatkan demi terjaganya wilayah kelautan Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com