Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gus Ipul Upayakan Rekonsiliasi Pasca-Muktamar NU

Kompas.com - 06/08/2015, 05:33 WIB

JOMBANG, KOMPAS.com - Ketua Panitia Muktamar Ke-33 Nahdlatul Ulama di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Saifullah Yusuf, bakal mengupayakan rekonsiliasi di antara kubu yang berbeda pendapat pascamuktamar yang digelar di daerah itu.

"Otomatis NU punya mekanisme untuk melakukan rekonsiliasi. Secara kultural ada banyak instrumen sosial yang bisa digunakan di NU, misalnya tahlil, manakib," katanya dikonfirmasi terkait adanya pertemuan sejumlah pengurus cabang yang menolak sistem AHWA di Jombang, Rabu (5/8) malam.

Ia mengatakan kegiatan muktamar saat ini sudah hampir selesai, dan sudah 90 persen berlangsung. Saat ini, kegiatan muktamar tersebut tinggal pemilihan Ketua Tanfidziah PBNU.

Ia berharap muktamirin mengikuti proses muktamar mulai dari awal sampai akhir, sampai terpilih Ketua Tanfidziah PBNU serta penutupan kegiatan.

Wakil Gubernur Jatim itu, juga mempersilakan jika ada yang kurang puas terhadap pelaksanaan muktamar dan belum sesuai dengan harapan akan diperbaiki bersama.

Hal itu, katanya, menunjukkan sikap dewasa di antara berbagai pihak.

"Inilah proses demokrasi. Kalau toh ada yang kurang puas, kalau ada yang dianggap masih belum sesuai harapan, mari diperbaiki," ujarnya.

Ia tetap menegaskan proses pemilihan terus berlangsung dan setelahnya akan dilakukan penutupan.

Kegiatan penutupan itu, dilakukan dan dipimpin oleh ketua yang terpilih.

Sampai saat ini, proses pemilihan Ketua Tanfidziah PBNU masih terus berlangsung.

Untuk Rais Aam PBNU telah diputuskan KH Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus kembali ditetapkan menjadi Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama periode 2015-2020.

Pada penetapan itu, disebutkan Gus Mus sebagai Rais Aam PBNU didampingi KH Ma'ruf Amin sebagai Wakil Rais Aam.

Muktamar NU di Jombang, diwarnai berbagai insiden, yang terjadi sejak pendaftaran dimulai.

Peserta diminta memberikan nama para kiai yang akan dimasukkan ke daftar AHWA. Peserta yang menyetorkan data akan mendapatkan kartu dengan "barcode" tersendiri, sedangkan peserta yang tidak menyetorkan daftar hanya mendapatkan kartu peserta tanpa "barcode".

Perdebatan juga terus terjadi saat kegiatan berlangsung. Bahkan, karena terus ada perbedaan, Pejabat Sementara Rais Aam Syuriah PBNU KH Mustofa Bisri sampai berpidato sambil menangis.

Gus Mus yang juga pemimpin Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin Rembang itu mengambil alih tanggung jawab atas kekisruhan pada muktamar.

Ia meminta para peserta Muktamar NU mengikuti akhlakul karimah, akhlak KH Haysim Asyari dan para pendahulu.

Pidato itu sempat membuat kekisruhan di muktamar reda, hingga akhirnya kegiatan muktamar bisa berlanjut.

Pidato itu sempat menjadi angin segar bagi muktamirin, namun nyatanya AHWA masih dibahas dan disetujui dalam muktamar.

Sembilan kiai terpilih merumuskan nama kiai yang dipilih menjadi Rais Aam PBNU, hingga memutuskan nama Gus Mus menjadi Rais Aam PBNU.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com