Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

40 Hektar Sawah Tadah Hujan di Balikpapan Segera Panen Raya

Kompas.com - 05/08/2015, 22:47 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani Julius

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Sawah tadah hujan seluas 40 hektar di Balikpapan, Kalimantan Timur, memasuki masa panen di awal Agustus 2015 ini. Pemerintah Kota Balikpapan menyambut panen itu dengan acara simbolis potong padi di area persawahan di Kelurahan Teritip, Kecamatan Timur di Balikpapan ini.

“Sawah kita hasilnya hanya cukup memenuhi dua persen dari kebutuhan beras warga Balikpapan. (Panen padi) menunjukkan paling tidak tetap ada (sawah) di kota ini,” kata Kepala Dinas Pertanian, Kelautan, dan Perikanan Balikpapan, M Yosmianto, Rabu (5/8/2015).

Panen padi menjadi kabar baik bagi Balikpapan. Sebab, kota ini nyaris tidak memiliki lagi lahan pertanian. Untuk sawah saja misalnya, kota ini hanya memiliki 150 hektar dari potensi lahan yang bisa digarap seluas 300 hektar.

Sawah tergarap sendiri terbagi di Teritip seluas 125 hektar dan 25 hektar di Kariangau. Sedangkan 150 hektar sisanya dibiarkan ditumbuhi gulma dan semak.

Yosmianto mengungkap, lumpuhnya regenerasi petani menjadi penyebab terus menciutnya luas lahan garapan. Karenanya, kata Yosmianto, merupakan kabar gembira bila terdapat panen padi kembali berlangsung di Balikpapan.

“Kita kekurangan petani. Mereka yang sudah sepuh tidak ada regenerasi. Seharusnya kita bisa mencetak generasi berikutnya,” kata Yosmianto.

Sawah seluas 40 hektar ini digarap 25 petani dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Teritip Balikpapan. Mereka beralih dari IR4 dan kini menanam jenis Ciherang.

Ketua Gapoktan, Arifudin mengatakan, mereka menanam di April 2015 lalu. Pemerintah dan TNI AD ikut membantu mulai dari membuat bendungan bagi pengairan sawah hingga menanam. Alhasil, setidaknya 85 persen dari luasan sawah itu akan dipanen dalam satu minggu ke depan.

Hasilnya, kata Arifudin, cukup lumayan. Rata-rata menghasilkan 4,3–5,9 ton gabah kering giling per hektar sawah.

“Hari ini saja dua hektar, dengan satu petaknya bisa 5,9 ton. Harga jual Rp 4.300 per kilogram. Itu harga sudah bagus,” kata Arifudin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com